Hoaks atau kebohongan beredar di mana-mana? Apalagi di tahun politik seperti sekarang. Hanya untuk meraih kekuasaan, berapa banyak politisi dan pendukungnya berubah jadi senang "berbagi kebohongan".Â
Hoaks jadi mainan, hoaks jadi kegemaran. Banyak orang pintar, bahkan tidak sedikit yang berpendidikan tinggi. Tapi saat yang sama, mereka pun menjadi bagian dari kebohongan. Apa yang salah bila hoaks atau kebohongan ada di dekat kita?
Kenapa hoaks membahana, kenapa kebohongan digemari zaman now?
Jawabnya hanya satu. Karena mereka tidak punya budaya literasi. Mereka tidak suka membaca dan tidak suka menulis. Membaca pun tidak apalagi menulis? Maka cara termudah adaah, mereka membagi hoaks, membagi kebohongan tanpa bisa di versifikasi lagi setiap informasi.Â
Berangkat dari kondisi itulah, sangat penting hari ini untuk mengembalikan semuanya ke budaya literasi; kebiasaan masyarakat untuk kembali membaca lalu menulis. Jangan banyak bicara bila tidak suka membaca dan tidak suka menulis. DIAMLAH, bila tak suka membaca tak suka menulis.
Budaya literasi adalah kebiasaan membaca dan menulis. Hanya dengan banyak membaca dan menulis, peradaban suatu bangsa dan masyarakatnya menjadi lebih baik. Membaca adalah sumber budi pekerti, menulis adalah contoh peradaban baik. Maka, membaca dan menulislah....
Berangkat dari kegundahan itulah, TBM Lentera Pustaka menggelar Festival Literasi Gunung Salak (FLGS) pada Minggu, 18 November 2018 di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor.Â
Untuk kali pertama, FLGS digelar sebagai bentuk kampanye pentingnya membaca dan menulis di kalangan anak-anak usia sekolah untuk wujudkan budaya literasi.Â
Mengambil tema "Tanpa Buku Kita Merana", FLGS digelar sebagai rangkaian acara peringatan 1 tahun berdirinya TBM Lentera Pustaka sebagai taman bacaan masyarakat yang kini telah memiliki 60 anak pembaca aktif yang terbiasa membaca 5-8 buku per minggu. Dengan jam baca 3 kali seminggu, tradisi baca anak-anak TBM Lentera Pustaka patut diacungi jempol. Karena sebelum ada taman bacaan, anak-anak sama sekali tidak pernah mendapat akses buku bacaan.
"Festival Literasi Gunung Salak kami gelar sebagai rasa syukur atas adanya budaya literasi di kalangan anak-anak Kampung Warung Loa ini. Mereka mampu membaca 5-8 buku per minggu. Festival Literasi Gunung Salak sebagai ikon baru dalam mewujudkan budaya literasi" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang tengah menempuh studi S3 Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor.
Beragam acara disajikan di FLGS 2018, seperti 1) Syukuran & Doa 2) Renungan Lentera, 3) Pemutaran Film Literasi, 4) Senam Literasi, 5) Stand Up Comedy Literat, 6) Musikalisasi Puisi Wacana, 7) Bedah Buku "Sentimen Bahasa Politik, 8) Peluncuran Buku "Politik Orang Susah", 9) Aksi Literasi Anak TBM LP, 10) Parade Baca Buku, 11) Musik Literasi, dan 12) Jajanan Kampung Literasi. Sekitar 250 orang akan hadir di acara Festival Literasi Gunung Salak pada Minggu, 18 November 2018 pukul 08.00-17.00 WIB di TBM Lentera Pustaka Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor.