Tempe-lah setipis ATM. Daya beli turun-lah. Kekayaan alam diambil asing-lah. Hidup rakyat, makin susah-lah. Itu semua cuma kata-kata provokatif. Pikirannya terlalu negatif. Benci pada keadaan. Sayangnya, kata-kata itu pula yang dilontarkan oleh mereka yang hidupnya kaya. Mereka itu tidak miskin, tidak susah. Tapi teriakan-nya saja seperti orang susah. Mental-nya miskin keparat, sepertinya. Hanya untuk meraih kekuasaan, mereka terlalu sering ngomong dengan kata "rakyat" lalu mengatasnamakan rakyat. Aneh memang, politik orang susah.
Maka, untuk politisi. Gak usah bawa-bawa "orang susah".Â
Karena hidup orang susah itu sudah benar-benar susah. Sementara Anda, hanya merasa susah di atas penderitaan orang susah. Ngeri saja, gara-gara teriakan Anda. Orang-orang kaya yang harusnya bisa membantu orang susah, malah ikut-ikutan merasa susah. Lalu mereka "tidak berbuat apa-apa" dan merasa hidupnya susah. Susah kok di-kamuflase, aneh.
Anda politisi. Semakin banyak omong Anda. Justru rakyat makin lebih susah.
Maka, ajarkan saja rakyatmu untuk keluar dari hidup susah, Gimana caranya atur uang, gimana bisa beli barang yang dipengen, dan gimana cara negara bisa pulihkan ekonomi. Biar gak susah lagi.
Politisi itu aneh. Ngelihat rakyat susah, ngelihat orang susah. Kok malah dia jadi ikut susah; merasa paling susah hidupnya. Pantas, mereka makin susah hatinya tergerak untuk mengulurkan bantuan untuk orang susah. Karena susah, di pikiran dan hatinya hanya kata-kata.Â
Sementara mereka pengabdi sosial, gak sedikitpun mengatasnamakan rakyat. Karena orang-orang berjiwa sosial hanya bisa berbuat untuk rakyatntya ...
Politik itu makin susah. Bila diisi orang-orang bermental susah. Politik orang susah, aneh... #TGS #PolitikOrangSusah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H