Manajemen Warung; Menanti Saat Keruntuhan
Hidup orang, tanpa disadari seringkali mengalami overlap (tumpang-tindih). Hidup Anda pun bisa jadi mengalami mis-understanding (kesalahpahaman). Itu semua terjadi bisa disebabkan hilanganya makhluk bernama "manajemen".
Maka manajemen harus dipahami sebagai suatu kumpulan pengetahuan dan diterima kebenarannya. Manajemen pun merupakan sebuah seni. Karena manajemen memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia.
Berbagi diskusi dan perdebatan mungkin saja bisa terjadi tatkala membahas soal manajemen. Hal ini pula yang terjadi di dalam kelas "Filsafat Manajemen" mahasiswa program Doktor S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Pakuan kelas 2018 Reguler 2 yang dibimbing dosen Dr. Martinus Tukiran di Kampus Pascasarjana Unpak Bogor, Sabtu 20 Oktober 2018.
Namun satu hal yang pasti, keberadaan manajemen sebagai disiplin ilmu dan mekanisme dalam mengoptimalkan organisasi sangatlah diperlukan. Manajemen, apapun alasannya, setidaknya dapat dimanfaatkan untuk : 1) mencapai tujuan organisasi, 2) menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan 3) mencapai efisiensi dan efektivitas sebuah organisasi.
Rumah tangga atau keluarga, siapapun, membutuhkan manajemen. Itulah manajemen yang paling sederhana walau tanpa disadari. Sebagai contoh, ibu rumah tangga yang membuka warung kecil-kecilan di rumahnya, yang menjual berbagai barang kelontongan. Mereka pun telah menggunakan manajemen.Â
Tapi sayangnya, secara tidak sadar, mereka tidak melakukannya dengan baik. Karena bisnis warung hanya dijalankan hanya berdasarkan insting atau perasaan dan metode alakadarnya.Â
Akibatnya, mereka baru sadar bahwa stok barang tertentu sudah habis manakala ada pembeli yang menanyakan barang tersebut. Kenapa itu bisa terjadi? Karena mereka tidak bertumpu pada manajemen yang baik. Manajemen warung memang bias berjalan, tapi suatu saat "keruntuhan" pun akan mnghampirinya.
Kadang memang, banyak dari kita yang "merasa" sudah mempraktikkan manajemen. Namun tanpa disadari, penerapannya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu manajemen yang baik. Akibatnya, tolok ukur keberhasilan atau kegagalannya tidak dapat dievaluasi.
Atas dasar diskusi dan kuliah inilah, mahasiswa Program Doktor S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor, khususnya kelas 2018 MP Reg 2 bertekad mengambil hikmah dari kuliah Filsafat Manajemen, yaitu memastikan tujuan belajar hingga prosesnya dapat mengoptimalkan target meraih gelar Doktor pada tahun 2021.
Manajemen bukanlah kekhawatiran. Seperti kata Peter F. Drucker bahwa hampir semua yang kita sebut manajemen adalah mempersulit seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya".
Maka ke depan, manajemen adalah added value buat siapapun, buat semua organisasi. Karena ketika melakukan dengan benar, di situlah manajemen terjadi. Maka berbuat baik dan benarlah sekarang.... #S3MPRek2Unpak #PascaUnpak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H