Zaman now, gak mudah mewujudkan generasi literat; generasi yang sadar akan pentingnya tradisi membaca dan menulis. Apalagi di tengah gempuran gawai dan teknologi informasi yang kian "tanpa batas". Dulu kita dibesarkan dalam tradisi lisan, kini dididik oleh tradisi "tontonan" dan "komentar". Tanpa pernah mengalami tradisi baca dan tulis. Konsekuensinya, anak-anak zaman now kian jauh dari buku, kian jauh dari tradisi menulis.
Berangkat dari realitas itu, Dinas Pendidikan SMP Wilayah 2 Jakarta Utara menggelar Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) pada Selasa, 25 September 2018 di PKG Jakarta Utara. Ada 3 mata lomba, yaitu Lomba Debat Bahasa Indonesia, Lomba Cipta Cerpen, dan Lomba Storytelling yang diikuti 100-an siswa SMP di wilayah 2 Sudin Jakut.
"Acara OLSN Wilayah 2 Sudin Jakut ini digelar untuk memacu prestasi siswa, di samping mendekatkan dengan tradisi literasi baik membaca maupun menulis" ujar Iskandar, Pejabat Sudin Jakut saat pembukaan.
Bercermin dari Lomba Debat Bahasa Indonesia, yang diikuti oleh 25 SMP tampak bahwa gagasan untuk mewujudkan generasi literat, generasi yang sadar akan buku dan membaca menjadi sangat penting. Karena literasi, maka anak-anak akan punya kosa kata dan wawasan pengetahuan yang memadai saat berargumentasi maupun berdebat. Melalui babak penyisihan, semifinal dan final akhirnya diperoleh 4 tim terbaik sebagai Juara. Dewan juri lomba debat ini terdiri dari Syarifudin Yunus (Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Unindra), Sutrisno (Guru swasta) dan Primus (Guru swasta).Â
"Lomba debat ini menjadi bukti bahwa anak-anak yang dekat dengan buku memiliki kekuatan bahasa dan pengetahuan yang lebih unggul. Maka kegiatan OLSN ini harus sering dilakukan" ujar Syarifudin Yunus, salah satu dewan juri debat saat penjurian.
Generasi literat, bukan hanya gagasan tapi harus diwujudkan. Waktu anak-anak untuk membaca buku dan menulis gagasannya harus diberi ruang yang cukup. Maka guru maupun orang tua, tidak boleh berdiam diri untuk "menghidupkan" tradisi literasi di kalangan anak-anak, termasuk siswa SMP.
Mengapa generasi literat?
Karena suka tidak suka, hari ini makin banyak orang tua yang sudah enggan membelikan buku anak-anaknya. Mereka lebih senang memfasilitasi gaya hidup dan hobby anak daripada membaca atau menulis.Â
Orang tua yang notabene memiliki tingkat pendidikan tinggi dan ekonomi berkecukupan, malah lebih berani merogoh saku lebih tebal untuk membeli kebutuhan anak yang bersifat konsumtif, fashion, gawai daripada membeli buku. Sementara yang ekonomi lemah, selalu dan selalu bilang tidak punya uang untuk membeli buku. Kadang, kasihan anak-anak kita.
Ketahuilah, minat baca rendah dan tradisi baca tidak ada. Maka daya saing anak-anak semakin lemah. Karena sungguh, tidak ada orang pintar dan hebat yang lagir dari tradisi tanpa buku. Sekali jauh dari buku, maka mereka lemah.
Generasi literat adalah generasi yang sadarcakan pentingnya buku, pentingnya membaca. Buku merupakan investasi masa depan. Buku bukan hanya jendela ilmu pengetahuan tapi bisa jadi media belajar yang mampu mengembangkan daya kreativitas dan imajinasi anak. Maka membaca buku harus dibiasakan karena tidak ada tradisi baca yang tumbuh secara otomatis.
Hadirnya generasi literat maka dipastikan akan lahir pula generasi yang melek teknologi, melek politik. Sehingga dalam situasi seperti sekarang, anak-anak akan tetap berpikir objektif dan menjauhi sikap intoleransi, egoisme, dan individualistis. Karena itu pesan terpenting dari kegiatan membaca, aktivitas literasi.
Zaman now, ketika ada anak-anak yang objektif maka di situ pasti ada tradisi baca, tradisi literasi. Karena tantangan zaman dan peradaban di masa depan, hanya bisa dilawan oleh mereka yang dekat dengan literasi. Generasi literat pasti dapat menjadikan bangsa ini mampu bersaing dan lebih maju dari sekarang. Maka wujudkan generasi literat sekarang, jangan kasih kendor... salam literasi  #OLSN #BudayaLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H