Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menaksir Masalah Finansial Anda di Masa Pensiun

31 Agustus 2018   08:35 Diperbarui: 31 Agustus 2018   08:46 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara secara kalkulasi, program Jaminan Hari Tua (JHT) dan jaminan pensiun yang "wajib" dan sudah Anda miliki, termasuk uang pesangon imbalan pasca kerja dari kantor Anda bila dijumlahkan, mungkin hanya mencapai 30% dari TPP yang diperlukan. Dengan demikian, setiap pekerja ditaksir memiliki kekurangan TPP antara 40%-50%. Lalu, dari mana Anda menutupi kekurangan TPP tersebut?

Sebagai contoh, Anda yang bergaji Rp. 10 juta saat memasuki pensiun. Maka dibutuhkan TPP sebesar 7-8 juta per bulan di masa pensiun. Sedangkan uang JHT, Jaminan Pensiun, dan pesangon yang Anda terima bisa jadi hanya memenuhi kebbutuhan Rp. 3 juta per bulan saja. Maka dari mana kekurangan Rp. 4-5 juta yang dibutuhkan untuk biaya hidup Anda di masa pensiun?. Mulailah berpikir sekarang dan mengambil aksi nyata untuk masa pensiun diri sendiri.

Good worker Indonesia.

Gaya hidup bila diikuti pasti tidak ada batasnya. Konsumerisme pun sering kali berbuah penyesalan. Sedangkan hedonism pasti bertentangan dengan nilai-nilai moral kita. Apalagi pangkat dan jabatan, tentu tidak akan kekal selamanya. Karena setiap yang bekerja pasti akan pensiun pada akhirnya, cepat atau lambat.

Berangkat dari realitas itulah, potensi masalah keuangan Anda di masa pensiun jangan sampai menghantui setiap waktu. Mumpung masih bekerja, segeralah untuk bertindak untuk merencanakan masa pensiun Anda. Mau seperti apa, mau kayak apa di masa pensiun? Semuanya tergantung Anda. Mau atau tidak mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera.

dokpri
dokpri
Maka salah satu solusinya adalah memulai untuk menyisihkan sebagian gaji, rata-rata 10% per bulan untuk program pensiun. Dan pilihan yang paling sesuai untuk menyiapkan program pensiun tentu melalui program DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang ada di pasaran. 

Anda secara individu dapat memilih DPLK yang sesuai untuk mengikuti program DPLK. Atau Anda sebagai pekerja, mulailah aspirasikan ke perusahaan atau pemberi kerja untuk menyediakan program pensiun DPLK sebagai bagian fasilitas program kesejahteraan karyawan, selain asuransi kesehatan.

Jadi, bagaimana menaksir masalah finansial Anda di masa pensiun?

Hindarilah keadaan "jatuh miskin" di masa pensiun, di saat tidak bekerja lagi. Karena itu akan menjadi beban buat keluarga atau anak-anak kita. Persiapkanlah sejak dini, program pensiun yang memadai untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup di masa pensiun. Karena masa pensiun dan hari tua Anda, justru ada di tangan Anda sendiri .... #YukSiapkanPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun