Kenapa kamu masih ngomel-ngomel dan merendahkan orang lain?Â
Bisa jadi kamu kurang pelukan, mungkin sudah terlalu lama kamu tidak berpelukan. Pelukan-lah dulu, biar gak stress. Peluklah pasanganmu, kekasihmu, atau temanmu biar rileks. Gak usah ingin "bertempur" melulu, gak usah benci terus-menerus. Gak usah berbuat yang jelek-jelek. Agar semuanya lebih rileks. Apalagi di musim pilpres, di tahun politik yang kian "memanas".
Buat kamu pegiat medsos, pegiat ujaran sentimen politik.
Hari ini, kamu patut bangga. Figur atau idola yang selama ini kamu benci atau kamu puja itu. Siapa lagi kalau bukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo, Capres RI 2019-2024 ternyata mampu "berpelukan" untuk dan atas nama bangsa Indonesia.
Adalah Hanifan Yudani, atlet pencak silat Asian Games peraih medali emas yang merangkul keduanya untuk saling berpelukan. Itu tanda persatuan Indonesia. Pemuda "emas" secara spontan mempersembahkan kemenangan "medali emas" untuk Indonesia, untuk kedua Capres-nya.
Biar gak stress, itulak arti pelukan Jokowi dan Prabowo buat pegiat media sosial.
Kenapa begitu? Karena pegiat medsos itu kadang aneh.
Giliran gak suka sama pemimpinnya, kerjanya berprasangka buruk melulu. Berceloteh atau berkomentar yang jelek-jelek tentang orang lain. Terlalu dirasuki kebencian, penuh caci maki. Entah, apa gerangan yang menjadi sebab kebencian yang akut? Bahasanya selalu negatif, kata-katanya selalu merendahkan. Sepertinya, hanya dia sendiri yang paling benar.
Sebaliknya pun demikian. Giliran suka banget sama idola capres-nya, kerjanya memuja-muja yang berlebihan. Disanjung-sanjung sampai menjulang ke langit, seolah-olah semua kebaikan di dunia ini perbuatan idolanya. Untung gak sampai lupa sama Tuhan. Entah, apa gerangan yang menjadi sebab cinta yang berlebihan? Bahasanya terlalu berbunga-bunga, kata-katanya terlalu sempurna walau kadang belum tentu begitu kenyataannya.
Biar gak stress, itulah arti pelukan Jokowi dan Prabowo buat pegiat media sosial.
Lah, kalau orang kamu benci dan kamu bela saja saling berpelukan. Apalagi alasan yang kamu mau katakan untuk "tetap membenci dan berceloteh yang jelek-jelek tentang orang lain"? Apa tidak cukup pelukan Jokowi dan Prabowo sebagai sinyal bahwa politik pun butuh "kasih saying", butuh pelukan. Politik kek, demokrasi kek, itu pasti berbeda, Maka berbeda pula pilihan politik kita. Jadi rileks saja.
Gak usah menebar kebencian, apalagi berita palsu yang gak jelas hanya untuk "merendahkan orang lain". Kenapa kamu jadi begitu memusuhi orang yang kamu gak suka? Lebay sekali kamu. Gak usah gaduh, kalau pilihan kita sudah mantap. Tunggu saja tanggal mainnya, coblos yang kita pilih. Sederhana dan selesai.
Tapi, bila seusai Jokowi dan Prabowo pelukan. Kamu masih bertutur kata yang jelek-jelek sambil mempertontonkan kebencian, panuh caci maki dan hujatan. Bisa jadi, itu kamu yang stress. Kamu gak bisa menerima realitas. Bahkan patut diduga, kamu "kurang pelukan". Stress.
Bangunlah budaya politik dengan pelukan. Berpelukanlah, sekalipun kita berbeda, sekalipun kita tidak sama. Karena jika tidak sama, kenapa orang lain tidak boleh beda dengan kamu?
Pelukan Jokowi dan Prabowo itu pelajaran agar kita bisa saling menebar kasih sayang.
Pelukan itu perilaku sederhana untuk memperbaiki hubungan, untuk menjaga harmoni dan kebersamaan. Pelukan yang ikhlas itu melebih kata-kata kotor yang sering diucapkan banyak orang.
Maaf ya, kamu tahu gak arti pelukan? Pelukan itu bukan hanya dekapan. Tapi mampu membuat orang yang memeluk dan dipeluk saling terhubung secara emosional. Semua orang yang saling berpelukan pasti merasakan bahagia. Karena orang yang berpelukan itu hanya punya satu semangat bahwa "mereka ingin lebih intim dan saling melindungi".
Jadi buat pegiat medsos, gak usahlah mencari "sela" untuk memaknakan secara negatif arti pelukan Jokowi dan Prabowo hari ini. Hanya otak kotor dan sentimen personal yang mampu mengartikan "pelukan" secara negatif. Apalagi dibumbui dengan argumen-argumen sok ilmiah, sok religius. Timbang memaknai "pelukan = kasih sayang" kok ribet banget?
Terkadang pegiat medsos, harus sadar diri. Harus introspeksi diri. Bila masih ada celoteh dan komentar negatif untuk menjatuhkan lawan, itu pertanda mereka "kurang pelukan". Karena orang yang kurang pelukan, memang biasanya emosional, penuh sentimen dan jarang mendapatkan kasih sayang.
Pelukanlah biar gak stress. Seperti Jokowi dan Prabowo hari ini.
Karena orang yang berpelukan itu sama-sama merasakan manfaat positif. Adem dan sejuk. Rileks dan gak perlu tegang melulu. Pelukan itu menambah energi positif. Agar bisa melihat segala sesuatu secara objektif dan realistis. Tanpa prasangka buruk, apalagi mencaci maki orang lain.
Pelukan itu simbol kepedulian, seperti memberi dan menerima. Hidup pun begitu, suatu kali harus memberi suatu kali yang lain ya menerima. Kan gak mungkin orang hidup mau menang melulu, suatu kali pun harus siap kalah. Tinggal, gimana cara untuk meraih kemenangan secara elegan? Sungguh, tidak ada "kemenangan" yang berkah bila diraih dengan cara menebar aib atau menjelek-jelekkan orang lain.
Hai pegiat medsos, berpelukanlah sekarang. Jangan lagi berisik sendiri, atau tambah bikin gaduh. Kalau orang lain dianggap salah, maafkanlah. Bila kita yang salah, minta maaflah. Lalu berpelukan-lah. Karena pelukan itu baik, pelukan itu menyejukkan bagi yang memeluk maupun yang dipeluk. Gak usah gengsi, gak usah sok benar benar sendiri. Karena Allah SWT sudah tahu, siapa yang ditakdirkan jadi Presiden RI tahun 2019-2024. Seperti kontingen Indonesia di Asian Games 2018, siapa yang sangka bisa berada di peringkat ke-4? Semua itu karena Allah SWT berkehendak.
Masihkah kita, mau berpikir negatif di balik sebuah pelukan? Sungguh, tidak elok.
Karena pelukan, adalah satu-satunya obat yang paling manjur untuk aneka macam penyakit. Pelukan itu sederhana, gak perlu biaya dan gak punya efek negatif. Semuanya positif dan menyehatkan. Pelukan, biar gak stress .... Ciamikk #TGS #ArtiPelukanJokowiPrabowo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H