Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan 73 Tahun Indonesia Merdeka, Cintai Jangan Benci

17 Agustus 2018   11:27 Diperbarui: 17 Agustus 2018   11:45 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Bangsa Indonesia, kenapa kita harus cinta tanpa benci?

Karena gak ada negeri yang membentang begitu luas sepanjang garis khatulistiwa. Gak ada negeri yang punya ribuan pulau dengan ribuan bahasa. Itu semua hanya ada di Indonesia. Itulah alasan kita berbeda-beda. Tapi kita tetap satu Indonesia "Bhineka Tunggal Ika".

Bangsa ini boleh jadi disebut miskin uang. Tapi bangsa ini tetap kaya budaya. Silakan kita pergi ke bangsa lain di luar sana. Kita sulit temukan sikap ramah-tamah, sikap kekeluargaan, sikap toleransi, bahkan sikap gotong-royong. Hanya di Indonesia, orang yang meninggal dunia "diantar" teman dan kerabat hingga ke liang lahat.

 

73th Indonesia, cintai tanpa benci.

Sungguh, tidak mudah mengatur bangsa dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa. Tergolong jumlah terbanyak di dunia. Tapi itu semua, bukan masalah buat bangsa ini. Sementara bangsa lain berteman sebatas hubungan bisnis. Kita di sini, berteman atas ikatan emosional, hubungan kekeluargaan. Maka, jangan terlalu "membabi buta" mendambakan bangsa lain. Memuja bangsa lain lebih hebat daripada bangsa Indonesia, itu omong kosong. Justru, bangsa kita jauh lebih baik dari bangsa mereka. Hanya sayang, kita sudah terlalu pikun dan naif membenci, membombardir "pikiran negative" kepada bangsa sendiri.

 

73th Indonesia, cintai tanpa benci.

Sepanjang perjalanan ini. Sungguh, bukan negara yang salah. Namun kita yang perlu untuk mengoreksi diri sendiri. Agar lebih banyak cinta, bukan banyak benci kepada bangsa sendiri. Kita, kadang kurang satu hal saja. Berpikir positif terhadap bangsanya sendiri.

 

Bila sebagian orang bilang, bangsa ini punya hutang itu benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun