Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial

Apa Arti Uang di Mata Kaum Milenial?

16 Juli 2018   22:48 Diperbarui: 17 Juli 2018   23:02 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Apa sih arti uang di mata kaum milenial?

Ketika Presiden Joko Widodo beli motor "Chopper" seharga Rp. 140 juta pakai uang pribadi. Harusnya kaum milenial tersentak. Karena kaum milenial zaman now, bisa jadi banyak uangnya. Tapi belum tentu bisa beli barang yang bisa memuaskan hobby-nya. 

Kaum milenial pasti paham profesinya. Apalagi kondisi uangnya. Tapi gak banyak kaum milenial yang punya "cara pandang" yang pas tentang uang. Sementara kaum milenial, bisa jadi disebut generasi paling fenomenal di abad ini. 

Selain terlahir di era teknologi yang serba canggih. Kaum milenial dikenal sebagai kelompok anak muda yang sangat kreatif dan menyukai tantangan. Orientasi hidup mereka bertumpu pada kinerja. Wajar, kaum milenial terlalu mudah menghasilkan uang. Hidupnya pun idealis.

Hampir 32% penduduk Indonesia saat ini isinya kaum milenial. Mereka, generasi muda berusia 17-34 tahun yang sangat produktif. Di tangan mereka, bangsa ini akan semakin besar. Semakin mudah dibikin maju. Namun sayang, gaya hidup kaum milenial biasanya kurang terencana, kurang terkontrol.

Satu hal saja, kaum milenial tergolong sulit mengatur keuangan.

Mereka lebih senang memprioritaskan gaya hidup. Kadang bersikap hedonis. Pikirannya idealis. Namun cara mengelola keuangan minimalis. Di mata kaum milenial, uang terlalu mudah dicari. Tapi mudah pula untuk dihamburkan.

Perilaku paling kentara kaum milenial adalah lebih suka gaya hidup daripada menabung. Nongkrong di kafe, belanja fashion, hingga beli gadget. Itu semua jadi prioritas kaum milenial. 

Maka di saat yang sama, menabung atau investasi relatif diabaikan. Konsekuensinya, sebagian besar kaum milenial tidak punya anggaran bulanan yang baik. Uang mudah datang tapi mudah pergi. Bahkan mungkin, menjadi "lebih besar pasak daripada tiang". Lebih banyak uang yang keluar daripada uang yang masuk.

Sebagai solusi keuangan, kaum milenial zaman now harus mulai "aksi nyata" untuk mengatur keuangan jangka panjang. Mulai menabung atau investasi di saat uang banyak. Dan tetap punya gaya hidup tanpa melupakan investasi. Sehingga hari ini tetap dapat dinikmati. Tapi hari esok pun tetap sejahtera. Karena uang yang diperoleh hari ini, belum tentu sama banyaknya dengan yang diperoleh hari esok.

Maka solusinya, tidak ada pilihan lain. Kaum milenial harus mulai berani investasi. Dengan menunda sedikit kenikmatan hari ini untuk alokasi kesejahteraan di hari depan. Caranya, mulailah untuk melirik alternatif investasi. Tentu, investasi yang sesuai dengan kaum milenial. Lalu apa investasi yang paling pas untuk kaum milenial? Tentu bukan properti, bukan pula tabungan. Tapi yang paling pas adalah reksadana. Menyetor uang untuk dibelikan reksadana sesuai tujuan investasi dan keuangan Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun