4. Untuk diketahui, Makam Sunan Gunung Jati  tidak sendiri. Tapi di sampingnya terdapat pula makam Fatahillah (panglima perang Batavia) dan Nyai Rarasantang atau Syarifah Mudaim (Ibu Sunan Gunung Jati) yang juga anak dari Prabu Siliwangi.
5. Sebagai salah satu wali songo, Sunan Gunung Jati berdakwah dalam banyak hal. Di antara yang menjadi pesannya adalah pentingnya membantu fakir miskin, menjaga shalat harus khusu dan tawadhu, selaku bersyukur, banyak bertaubat, dan jadilah orang baik.
Itulah hikmah perjalanan spiritual ke makam Sunan Gunung Jati. Pelajarannya, lakukanlah perjalanan agar kita tahu bagaimana cara mencapai tujuan. Lebih baik melakukan perjalanan dengan baik daripada hanya bertekad merebut tujuan atau singgasana.
Apa saja hikmah wisata ziarah ke makam para wali?
Tentu ada banyak, tentu berbeda-beda. Tiap orang berbeda niat dan motifnya. Tapi khusus saya dan keluarga hanya untuk napak tilas dan memahami spirit perjuangan para wali di masanya.Â
Sosok Sunan Bonang sang pencipta lagu "tombo ati" mencerminkan pentingnya berdakwah dengan menguasai ilmu secara penuh. Jangan berlayar ke lautan bila tak cukup ilmu dan keahlian. Cukup diam bila tak tahu banyak. Kerjakan saja urusan makrifatullah, urusan kita sebagai hamba kepada sang Khalik.
Begitupun Sunan Ampel. Melalui ajaran "moh limo", beliau pesan agar kita selalu menjaga akhlak dan moral dalam keadaan apapun. Zaman boleh maju, dunia boleh digenggam. Tapi akhlak dan moral baik adalah prioritas.
Ziarah ke makam Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim, bisa belajar tentang sosok yang santun dalam bergaul dan berbahasa pada siapapun. Ia tahu tiap manusia hakikatnya berbeda tapi itu bukan untuk dipertentangkan. Melainkan tunjukkanlah segala sesuatunya dengan memperlihatkan keindahan dan kabaikan, khususnya menyangkut soal agama.
Puncak pendakian spiritual ada dan bisa diraih dalam wisata ziarah para wali songo. Intinya, belajar dari para wali songo dan mengambil hikmahnya. Bahwa tiap manudia diingatkan akan pentingnya hidup tetap bijaksana, adil, damai dan penuh toleransi. Karena itulah modal untuk bisa menjadikan diri kita dan peradaban umat menjadi lebih baik ke depannya, seimbang dunia maupun akhira sesuai dengan ajaran-Nya.
Sungguh, sejarah memang sesuatu yang telah lalu. Tapi sejarah adalah "jalan" untuk menjadi sekarang. Siapa yang lupa sejarah, maka ia pasti lupa diri. Alhamdulillah dan salam ciamikk... #CatatanPerjalananIdulFitri #WisataZiarahWaliSongo