Itulah faktanya. Lebaran, memang sering bikin banyak orang kalap. Jangankan THR, jika perlu tabungan yang ada juga dikuras habis buat lebaran. Bahkan, gak sedikit dari kita yang berhutang hanya untuk keperluan lebaran. Pinjam sana, pinjam sini, hanya buat lebaran. Sangat lazim dan sudah menjadi tradisi tahunan. Tiap kali lebaran, uang THR habis buat segala macam. Tiap habis lebaran, kantong cekak, tabungan ludes. Wajar banget.
Orang zaman now, urusan uang memang maunya serba instan dan gak terencana.
Itulah cara kita mengelola keuangan. Hari ini dapat, besok dihabiskan. Hari ini lebaran, besok uang THR langsung habis. Urusan THR, gak perlu perencanaan keuangan. Prinsipnya sederhana: PAKAI SELAGI ADA, HABISIN SELAGI ADA.
Terus gimana masa pensiun kita nanti?
Ahh, PENSIUN masih lama, gak penting. Nanti aja kalau udah dekat waktunya, kalau udah mau pensiun. Begitulah cara berpikir kita tentang pensiun. Masa PENSIUN, mau sejahtera atau gak sejahtera gak usah dipedulikan. Waktunya masih lama ini. Â Mendingan urusin yang sekarang aja, urusan pensiun mah besok-besok aja, gampang nanti dipikirin lagi.
THR sama Dana Pensiun, memang tidak berhubungan.
Tapi cara kita mengelola uang THR bisa jadi "cermin' cara kita mempersiapkan masa pensiun. Banyak orang lebih senang mikirin masa sekarang dari pada masa nanti. Masa muda yang penting gaya, masa tua belakangan aja. Konsumtif di masa kerja, lalu kesulitan di masa pensiun. Masa bekerja hebat, masa pensiun melarat; gak masalah.
Habisin aja THR semuanya. Gak usah pikirin dana pensiun, gak penting.
Betul, pengalaman adalah guru yang terbaik. Seandainya kita sadar, masa kerja itu terbatas. Masa kerja itu ujungnya masa pensiun. Seharusnya kita, siapapun, harus mulai memikirkan masa pensiun, saat dimana kita sudah tidak bekerja lagi. Fisik sudah tua, tenaga sudah tidak kuat. THR dikasih karena masih bekerja, tapi kalau sudah gak kerja lagi alias pensiun terus mau ngapain ?
Terus, dari mana kita punya kecukupan dana di masa pensiun?
Ahh kejauhan ngomongin pensiun. Entar aja kalau sudah waktunya. Begitulah faktanya. Tentu, kita harus mulai memikirkan masa pensiun dari sekarang. Mumpung belum terlambat. Kadang, kita miris hati melihat tetangga atau bahkan saudara kita yang justru hidupnya "lebh susah" di masa pensiun ketimbang masa bekerja. Ketika kerja jaya, ketika pensiun merana.