Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Singkong, Hidup Alami Tanpa Rekayasa

1 April 2018   09:06 Diperbarui: 1 April 2018   09:39 2460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saking sederhananya, singkong itu bisa tumbuh dan eksis di mana saja. Tapi tetap rendah hati, tetap tak mau menampakkan buahnya. Mau musim panas atau hujan, singkong tetap tumbuh. Gak pernah mengeluh. Tetap tegar, berdiri tegak. Lalu menebar manfaat dan bisa dinikmati siapapun.

Apa artinya singkong?

Kalo zaman now, banyak orang yang sombong, maunya menyalahkan orang lain. Merasa benar sendiri, nyinyir tiada akhir. Hidup konsumeris dan doyan gagah-gagahan. Bahkan gemar membenci atau menghujat satu sama lainnya. BISA JADI, MEREKA GAK DOYAN MAKAN SINGKONG ....

Dari singkong, kita bisa sedikit belajar. Tentang HIDUP yang lebih ACCEPTABLE, BERTERIMA DI SEGALA RUANG DAN WAKTU. TANPA GENGSI TANPA KELUH KESAH. GAK PERLU RIBET TAPI TETAP TUMBUH.

 Singkong itu bukti.

Bahwa hidup harus tetap tumbuh dengan alami, apa adanya. Karena singkong, mampu menjadikan hidupnya lebih bermakna buat siapapun. Salam singkong nan ciamikk !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun