Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seberapa Penting Program Pensiun DPLK untuk Anda?

19 Maret 2018   16:03 Diperbarui: 19 Maret 2018   16:02 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seberapa penting program pensiun DPLK? Jawabnya sangat penting. Khusunya bagi mereka pekerja yang peduli terhadap masa pensiunnya. Hanya dengan menyetor iuran secara rutin per bulan dalam jumlah yang terjangkau, setiap peserta akan mendapat tax benefits + pengembangan dana melalui pilihan investasi yang dipilih. Jika berlangsung dalam kurin waktu yang lama, maka dana DPLK-nya tentu dapat memenuhi 70-80% dari gaji terakhir.

Program pensiun DPLK, tentu menjadi tidak penting bagi pekerja atau perusahaan yang "tidak memikirkan" masa pensiun. Orientasinya hanya sebatas "masa bekerja" setelah itu biarkanlah ...

Faktanya, banyak pekerja mendambakan hari tua yang nyaman, masa pensiun yang sejahtera. Sudah barang tentu, kondisi itu bisa diperoleh hanya melalui program pensiun DPLK. Maka, bersegeralah untuk memiliki program pensiun DPLK sejak dini....Karena masa pensiun yang sejahtera, terletak pada kesadaran diri kita sendiri ... #YukSiapkanPensiun #SadarPENSIUN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun