Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setujukah Pak Jokowi Bersanding dengan Pak Prabowo?

3 Maret 2018   09:09 Diperbarui: 3 Maret 2018   09:19 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BERSANDING

Dunia medsos tiba-tiba gempar. Pasalnya, ada wacana Pakde Jokowi ingin "disandingkan" dengan Pak Prabowo di pilpres 2019. Mungkin, ada yang setuju. Tapi pasti lebih banyak yang gak setuju. Namanya berpendapat boleh-boleh saja. Gak ada yang larang, silakan saja dibikin ramai biar agak "hot" gitu...

Seperti anak muda, anak kuliahan.

Kalo udah lama pacaran, mereka juga pengen bersanding. Pengen naik ke pelaminan. Biar jadi penganten, kayak pasangan yang tua-tua. Bersanding, katanya biar bisa mengikat janji sehidup semati. Cuma sayang, mereka belum berani. Karena gak punya uang buat married. Gak punya rumah buat berteduh sehabis married. Atau lagi mikir-mikir, karena belum cocok bener. 

Itulah dua contoh tentang "bersanding". Tapi sayang lagi, semua itu hanya diukur secara fisik. Pakde Jokowi bersanding Pak Prabowo. Anak muda yang pacaran mau bersanding ke pelaminan. Ahhh... itu cuma ukuran fisik doang. Suka gak suka cuma sebatas fisik, materialnya aja.

BERSANDING. Secara bahasa, memang artinya "berjajar atau berdampingan", ya seperti pasangan penganten yang berdampingan. Duduk bersebelahan. Begitulah bersanding kalo dilihat secara fisik.

Tapi kalo udah berdampingan, udah bersanding mau ngapain? Nah, itulah yang harus dicermati. Bersanding itu hanya simbol. Bukan cuma urusan fisik. Bersanding itu moral. Spirit agar jadi isyarat akan perlunya keseimbangan dalam hidup.  Penganten yang bersanding itu fisik. Tapi secara moral, mereka bertekad menciptakan keseimbangan dalam hidup. Saling mengayomi, saling mencintai. Agar seimbang, tidak bertepuk sebelah tangan.

Bersanding itu untuk keseimbangan. Seimbang ke atas, seimbang ke bawah. Seimbang ke kiri, seimbang ke kanan. Jangan nyolot dan nyinyir cuma urusan politik doang. Jangan nyolot nyari salah orang lain. Tapi lupa sama salah dirinya sendiri. 

Bersanding berarti menjaga keseimbangan. Biar gak monoton. Buat apa kerja melulu tapi gak bisa menikmati. Buat apa ngerjain kewajiban terus tapi gak pernah mikiran hak. Untuk apa kita ngumpulin harta tapi gak pernah berbagi. Hukumnya kan ada gembira ada sedih. Ada yang ganteng ada yang jelek. Sederhana kok, biar seimbang. Karena kita butuh keseimbangan. Itu pasti.

Bersanding biar seimbang. Gak mungkinlah kita hanya mengejar dunia melulu. Tanpa mau memikirkan akhirat. Emang mau ke mana sih, mikirin dunia terus? Semua orang kerja itu pasti ada pensiunnya kok.

Allah itu hebat dan luar biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun