Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang "Zaman Now" (Dikit-dikit Tapi..)

1 Maret 2018   21:19 Diperbarui: 1 Maret 2018   21:46 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udah tahu punya buku, tapi gak pernah dibaca karena sibuk dan gak ada waktu.

Udah tahu kolestorel tinggi, tapi makan gak ada yang dipantang.

Udah tahu anaknya mau jadi pilot, tapi bapaknya maksa jadi polisi.

Udah tahu presidennya ganteng, tapi masih dicari-cari aja yang jeleknya.

Udah ahhh, kebanyakan TAPI. Capekkk dechh...

Saran aja sih. Kalo bisa sih, kurangin atau hindarilah dikit-dikit TAPI.

Karena TAPI itu bukan sensasi. Bukan juga obsesi. TAPI juga bukan alasan untuk membenarkan yang salah. Mau sehebat apapun alasannya, sesuatu yang SALAH tidak bakal berubah jadi BENAR. Itu hukum.

TAPI itu bukan untuk pembenaran. TAPI itu untuk memperbaiki diri, untuk evaluasi diri. Lebih bersifat reflektif. "Saya memang salah TAPI saya berusaha untuk lebih baik".

Sudahlah, jangan dikit-dikit TAPI.

Ikuti saja hati nurani plus logika dikit. Kalo cocok silakan, kalo gak cocok ya sudah.

Kita itu akan terus merasa kurang. Kalo gak pernah merasa cukup. Maka katakan, apa yang ada dan dipunya sekarang CUKUP. Tanpa ada TAPI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun