Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Lurus atau Bengkok?

7 Februari 2018   21:29 Diperbarui: 8 Februari 2018   11:32 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mau Lurus Atau Bengkok?

Kadang ada yang lurus terlihat bengkok. Ada yang bengkok tapi terlihat lurus. Atau harusnya gak boleh juga orang lurus "dibikin" bengkok. Sedangkan orang bengkok "berteriak" lurus.

Kembali ke lurus apa bengkok. 

Siapapun, bisa lurus asal gak "sak karepe dhewe", tidak semau gue. Sebaliknya, bengkok pun segera diluruskan asal mau sadar dan memperbaiki diri. 

Buat sebagian orang, DUNIA katanya sangat mudah ditaklukkan. Tapi buat sebagian lagi, dunia itu cuma "jalan" menuju AKHIRAT. Apalah yang dipunya di dunia. Harta, jabatan, pangkat dan kekuasaan sekalipun, bisa jadi, gak mampu mengubah nasib sebagian manusia di akhirat. 

Sungguh, lurus apa bengkok. Ada di tangan si manusianya. Ada di pikiran, sikap dan perilaku orangnya. Bukan di orang lain.

Tentu kalo harus memilih. Lurus lebih baik daripada bengkok. Karena LURUS, kita hanya butuh orientasi akhirat dalam hidup. Sementara BENGKOK, kita cukup jadikam cinta dunia adalah segalanya.

Lurus atau bengkok. Sungguh ada di tangan kita. Manusia boleh bilang TIDAK atas apa yang diinginkan. Tapi Allah pasti berkata YA  atas apa dibutuhkan.

Yukk, luruskan diri kita ... ciamikk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun