Udah pernah denger kata sangkil sama mangkus belum? Udah dong ya. Cuma gak pernah pake aja. Kayak orang-orang aja gak dipake. Doyan beli tapi gak dipake. Doyan ngomong tapi gak dilakonin hehe.
Ini cuma kosakata doang kok.Â
Sangkil itu artinya "efisien, berdaya guna." Mangkus itu "efektif, berhasil guna." Kata orang bahasa, itu kosakata baku. Cuma memang jarang dipake karena gak enak, jadi kaku katanya.
Kenapa begitu? Mungkin juga karena kita lebih senang menggunakan kata yang berbau asing. Biar lebih "efisien" (efficient) dan "efektif" (effective). Contoh, seperti kalimat ini: Kamu kalau bicara kurang sangkil dan mangkus...
Sangkil dan mangkus. Sebenarnya bukan soal bahasa saja. Tapi juga cocok buat hidup. Karena zaman now, gak sedikit orang yang hidupnya gak sangkil, gak mangkus.
Berapa banyak orang yang bahasanya baik tapi maknanya buruk. Berapa banyak orang bungkusnya keren tapi isinya jelek. Itu semua terjadi karena hidup yang gak sangkil gak mangkus.
Zaman now. Banyak orang suka tersenyum. Tapi senyumannya terkesan pahit dan menakutkan. Banyak orang ngomong kebaikan. Tapi caranya dengan membenci atau menghujat orang lain. Sama sekali tidak sangkil, tidak mangkus.
Seperti hidup kita. Kita, elo aja kali. Hidup yang tidak sangkil, tidak mangkus. Hidup yang tidak efisien, hidup yang tidak efektif. Karena kerjaannya bukan urusin diri sendiri. Tapi senang urusin hidup orang lain.
Hidup makin gak sangkil, gak efisien.
Tahun lalu, banyak orang merasa telah melakukan banyak hal. Inilah itulah. Tapi di awal tahun ini, bingung sendiri. Prestasi apa yang sudah didapat setahun lalu? Jawabnya gak ada. Ibadah, uang, aset, intelektual, kebiasaannya begitu-begitu saja. Gak banyak berubah.
Terus apa dong yang nambah? Ada dong. Minimal teman di FB nambah banyak, follower Twitter juga nambah. Mungkin sama ngomongin orang juga nambah. Sayang semua itu gak ada manfaatnya. Apalagi ngomongin politik. Gak ada manfaatnya sampe Ipin Upin wisuda juga gak manfaat.
Kamu itu gak sangkil hidupnya. Karena hidup gak punya tujuan. Tujuannya terlalu absurd dan sepele. Orientasinya, bukan "nanti gimana" tapi "gimana nanti"?
Hidup jadi gak mangkus, gak efektif.
Sama seperti tahun lalu, banyak hal yang sudah dikerjakan. Tapi sayang, semuanya gak benar. Sesuatu yang gak prooritas disibuki. Justru yang prioritas diabaikan.
Hidupnya gak mangkus, gak efektif. Terlalu banyak ngomong "gak mungkin, gak bisa". Bilang pengen lebih produktif. Tapi kerjanya nonton TV atau ngomongin orang mulu. Sama sekali gak efektif. Kebanyakan yang ditunda. Abis itu bilang " nanti aja gampang."
Orang yang gak efektif itu emang lebih senang melakukan hal yang gak penting. Terjebak pada rutinitas, kadang telat mikir. Akhirnya ya gitu-gitu aja. Makin gak efektif hidupnya. Karena lebih senang "melihat sisi negatif" dari suatu hal. Boro-boro bertindak baik, mikir dan komen saja jelek mulu. Tiap ada 1 ide baik selalu "dilawan" dengan 10 alasan jelek. Pantes, gak bisa dieksekusi; gak efektif.
Zaman now dan ke depan.
Makin tampak orang-orang yang gak sangkil gak mangkus. Manusia yang gak efisien gak efektif. Mereka itu lebih peduli pada "urusan jelek" orang lain. Tapi lupa dia sendiri gak becus, bahkan gak benar. Cuma urusan politik di bawa ke mana-mana. Agama dibikin jadi hal yang menakutkan, bukan dicintai; dicumbu rayu. Agar lebih giat ibadah; lebih dekat ke  Gusti Allah...Â
Bahwa hidup yang gak sangkil, gak mangkus itu ada di dekat kita. Bisa terjadi pada siapa saja. Maka berhentilah dari yang gak baik. Pergilah ke tang lebih baik....
Gak sangkil, gak mangkus.
Karena perilaku, sikap dan pikirannya lebih dihabiskan untuk hal yang gak penting. Terlalu banyak takut, terlalu khawatir. Muter di situ-situ aja.... kasihan sekali.Salam ciamikk dari sangkil dan mangkus...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H