Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Kamu Harus Gusar?

28 Desember 2017   21:00 Diperbarui: 28 Desember 2017   21:47 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gusar, kata orang bahasa itu "marah" alias berang. Kalo ada orang gusar itu bukan bingung atau pusing. Tapi lagi marah. Kalo ada orang marah-marah ya itu lagi gusar.

Dan udah pasti setiap orang pernah gusar, pernah marah. Karena itu manusiawi. Apalagi kalo ada masalah enteng tapi kok gak kelar-kelar jadi gusar. Atau ngadepin orang ndablek, dikasih tahu baik, tapi masih ngeyel. Wajar dong kalo kamu jadi gusar. Iya gak sih...

Gusar alias marah itu boleh. Asal tahu tempatnya saja. Karena zaman now, kok kayaknya makin banyak orang marah-marah tapi "salah tempat". Kadang malah gak jelas, tentang apa dia marah? Kepada siapa dia marah? Dan kenapa dia harus marah? Tahu-tahu posting "penggalan" kata-kata gusar... hmmm orang-orang gusar zaman now hehe.

Lha kok gusar harus tahu tempatnya?

Iya dong. Masa kita gusar dan marah-marah tapi gak jelas. Kan bikin bingung, bikin kepo orang aja. Gusar itu sangat pas tempatnya. Ketika Si Presiden Trump tiba-tiba secara sepihak nentuin sendiri Yerusalem sebagai ibukota Israel. Enak aja tuh dia, emang dia yang pegang kedaulatan negara lain. Sembrono kamu, Trump! Itu tanda saya gusar, marah.

 Tapi Pilkada serentak 2017 udah lewat, udah nyoblos. Tapi sampe hari gini masih aja gusar. Beginilah begitulah, apalagi pendukungnya masih berisik aja. Itu mah gusar gak pada tempatnya. Gak pas dan gak banget deh kata ABG zaman now.

 Jadi, silakan aja kalo mau gusar mau marah. Asal jelas kemana arahnya? Kenapa harus marah? Karena kalo gak jelas, yang ada malah bikin rumit keadaan. Untuk apa menghujat, mengumpat? Semua kita, pasti gak suka kalo dimarahin orang atas dasar yang gak jelas. Begitu pula orang lain keless... Jadi rileks aja, gak usah gusar melulu.

Ada yang cerita ke saya. Tiba-tiba dia ditelpon, pas diangkat, orang yang telpon langsung marah-marah. Orang gusar lagi nelpon. Nyerocos sambil ngomel gitu. Pasti orang yang ditelpon kesel kan? Terus mau diapain? Itulah orang gusar. Biarin aja. Anggap aja beliau lelah. Atau lagi gak punya uang; atau batere hp-nya bentar lagi abis.

Gak usah gusar. Gak usah emosional.

Apalagi orang tua zaman now. Saking pengen anaknya dapat rangking bagus atau nilainya keren di sekolah. Banyak orang tua gusar, bawaannya marah-marah. Kasihan banget si anak, lagi liburan malah dimarahin, digusarin.

Kadang suka kasihan sama anak zaman now.

Jadi sering diomelin gara-gara sekolah. Dan gak mampu menuhin harapan orang tua. Sekolahnya udah berat bawa gembolan kayak mau naik gunung, belajar sampe 8 jam sehari tambahin les, masih dimarahin. Kalo di rumahnya ada arca, bisa ditendangin tuh tiap pulang sekolah hehe.

Gak usah gusar orang tua.

Aslinya, gak ada kok anak yang bodoh. Menurut saya, yang terjadi adalah "guru yang gak optimal mengajar". Metode-nya begitu-begitu aja. Giliran teori dipakai praktik, disuruh praktik malah teori. Suka ketuker-tuker, belajar zaman now.

Jadi gak usah gusar sama anak.

Kasihan anak-anak kita. Mereka terlalu sering dijadikan objek belajar yang berlebihan. Murid dan kelas sering kali dijadikan alat untuk "guru bersiasat", atas nama pembelajaran.

Sudahlah, tidak perlu gusar. Tidak perlu marah dalam hal apapun, sebab apapun. Masih banyak yang bisa dilakukan untuk yang lebih baik ke depannya. Jangan hancurkan, anak-anak kita karena kita gusar.

Gusar itu gampang. Marah itu mudah.

Tapi gusar kepada siapa, atas tujuan apa, kenapa kita harus gusar? Itu penting ditanyakan ke diri kita sendiri, apakh kita memang harus gusar .... ciamikk #GakUsahGusar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun