Sebagai antisipasi terhadap dinamika media sosial kian masif dan pentingnya memahami dunia jurnalistik, prodi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Jakara selenggarakan workshop penulisan berita jurnalistik bertajuk "Penulisan Berita; Dari Proses Menuju Kompetensi" yang diikuti 35 mahasiswa semester 5 prodi Sastra Indonesia di Kampus UNJ Rawamangun Jakarta, Jumat (22/12).
Menghadirkan pembicara Syarifudin Yunus, penulis buku dan mantan wartawan, workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis berita, dari mulai proses hingga menjadi kompetensi.
"Workshop ini diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan penulisan berita mahasiswa. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk keperluan jurnalisme warga" ujar Syarifudin Yunus di sela acara, didampingi Dr. Gres Gracia Azmin, dosen pengampu Jurnalistik.
Pesatnya perkembangan dunia jurnalistik, mengharuskan mahasiswa untuk mendekati dunia jurnalistik melalui kemampuan menulis berita yang baik. Karena itu pengenalan terhadap proses pembuatan berita sangat penting dikedepankan. Berita adalah laporan tercepat yang harus bisa dikabarkan seluas-luasnya. Untuk itu, berita harus dikelola dengan teknik yang tepat; dari mulai mendapatkan bahan, menuliskan hingga menyebarluaskannya. Oleh karena itu, prasyarat menullis berita berupa 1) aktual, 2) faktual, 3) penting, dan 4) menarik harus dipenuhi.
Dalam kesempatan ini, mahasiswa pun diajarkan cara menulis berita secara mudah melalui teknik "key messages" atau pesan inti yang ingin dituliskan dalam berita, sesuai hasil liputan atau interview yang dilakukan. Cara penulisan berita dapat dilakukkan melalui tiga cara: 1) teknik adikasimba (apa-dimana-kapan-siapa-mengapa-bagaimana), 2) teknik piramida terbalik, yang menempatkan isi berita terpenting di bagian awal, dan 3) teknik priamida, yang menempatkan isi berita terpenting di bagian akhir.
"Materi workshop penulisan berita ini sangat aplikatif. Mudah diterapkan asal kita mampu memahami dengan baik proses penulisan berita untuk jurnalistik. Inilah momentum saya sebagai mahasiswa untuk merealisasikan kemampuan menulis, khususnya berita" kata salah satu mahasiswa peserta workshop.
Maraknya informasi yang tersaji di media sosial hingga menumpuknya berita yang menyita perhatian publik, menuntut mahasiswa untuk berperan aktif dalam menyajikan berita yang aktual dan faktual, bukan berita palsu yang disebarluaskan.
"Secara prinsip, apapun yang terjadi di sekitar kita dapat dijadikan berita. Namun untuk menuliskannya dibutuhkan kompetensi menulis berita, di samping harus berdasar fakta dan bersifat aktual. Karena itu, mahasiswa harus punya skill menulis berita. Agar mampu membuat berita dengan baik. Kampus harusnya mampu menjadi inkubator informasi dan berita yang sehat dan mencerdaskan di tengah maraknya berita palsu (hoax) seperti sekarang" tambah Syarifudin Yunus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H