Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buku Jurnalistik Terapan

30 November 2017   05:19 Diperbarui: 2 September 2019   19:23 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Jurnalistik hadir bukan untuk menyesatkan, melainkan untuk memberdayakan masyarakat dan karenanya setiap kita perlu menjadi subjek yang terlibat aktif dalam mengamati perkembangan industri jurnalistik, termasuk menjadi pengguna produk jurnalistik yang cerdas dalam mencerna informasi.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Peran penting jurnalistik tidak terbantahkan. Jika kita tengok ke belakang, banyak peristiwa revolusi dan reformasi suatu bangsa di belahan dunia yang diawali dari pena wartawan, dari karya jurnalistik. Kemajuan peradaban manusia dan bangsa seringkali bertumpu pada peran dan fungsi jurnalistik yang berlangsung di mata masyarakat. Jurnalistik merupakan karya besar yang dapat mengubah nasib suatu bangsa. Bahkan jurnalistik dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang tenar", dan sebaliknya "orang tenar" bisa menjadi "orang biasa" akibat karya jurnalistik.

Napoleon Bonaparte, seorang Revolusioner Perancis bilang "Saya lebih cemas dimusuhi empat buah koran (wartawan) daripada seribu bayonet."

Atau Thomas Jefferson, Pencipta Declaration of Independent Amerika Serikat menyatakan "Saya lebih suka di satu daerah yang mempunyai surat kabar dan tanpa pemerintah, daripada berada di daerah yang punya pemerintah tetapi tanpa surat kabar."  Sungguh, betapa pentingnya jurnalistik?

Di masa datang, banyak potensi dan peluang yang terbuka dalam industri jurnalistik, di samping tantangan dan ancaman yang besar pula. Untuk itu, aktivitas jurnalistik harus didukung oleh pengetahuan teoretik yang tepat, di samping kemampuan praktikal di lapangan yang mumpuni. Teori dan praktik jurnalistik memerlukan kesetaraan sehingga pembelajaran jurnalistik tidak jauh panggang dari api. Itulah yang dinamakan jurnalistik terapan. Karena itu,orientasi pembelajaran jurnalistik harus lebih diarahkan pada upaya untuk menyelaraskan konsep teoretik dengan praktik yang ada di lapangan. Teori jurnalistik harus sesaui dengan fakta dan perilaku jurnalis di lapangan. Sebaliknya, praktik jurnalistik yang terjadi di lapangan harus relevan dengan teori yang ada agar tidak melanggar kode etik jurnalistik. 

Pekerjaan jurnalistik yang penuh tantangan dan bahkan mengandung risiko tidak dapat dilakukan tanpa dasar keilmuan. Sekalipun praktik di lapangan dapat menjadikan kita lebih "antisipatif" dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik, namun dukungan aspek teori tetap diperlukan. 

Dikotomi antara teori dan praktik jurnalistik tidak menjadi penting untuk diperdebatkan. Namun yang lebih penting adalah mencari "titik temu" antara teori-teori yang terus berkembang dengan praktik jurnalistik yang semakin kompleks di era milenium global sekarang ini. Kecepatan dinamika masyarakat yang menuntut kecepatan praktik jurnalistik harus tetap dapat diselaraskan dengan aspek teori-teori yang membekali praktik jurnalistik. 

Harmoni antara teori dan praktik jurnalistik inilah yang disebut sebagai Jurnalistik Terapan. Bukan jurnalisme, bukan juga jurnalistik biasa..... tapi Jurnalistik Terapan, pertemuan teori dan praktik jurnalistik yang sinergis sehingga mampu menjadikan dunia jurnalistik makin berkualitas. 

Buku "Jurnalistik Terapan" karya Syarifudin Yunus, dosen Universitas Indraprasta PGRI kini sudah cetakan ke-3. Layak menjadi acuan bagi siapapun yang mendekati jurnalistik. Karena mempertemukan antara teori dan praktik di dunia jurnalistik. Cara sederhana memahami jurnalistik disajikan di buku yang telah menjadi pilihan banyak mahasiswa ninjurnalistik di antero Indonesia.  

Kini saatnya, Andapun dapat belajar dan berproses melalui Jurnalistik Terapan. Bukan hanya untuk mengenalnya. Tapi baik pula ntuk menambah keterampilan menulis dan jurnalistik yang kini terus mwmbahana... salam ciamikk #JurnalistikTerapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun