Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak?

9 Oktober 2017   10:56 Diperbarui: 20 Januari 2019   09:28 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang pasti tahu. Bahwa buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Tapi semua orang belum tentu tahu, apakah anak-anak dan remaja di berbagai daerah mudah mendapat akses membaca buku ? Apakah mereka gampang untuk bisa membaca? 

Jawabnya TIDAK. Karena faktanya, masih banyak anak-anak dan remaja usia sekolah yang kesulitan untuk membaca buku. Sulit mendapat akses bacaan. Hingga akhirnya, mereka pun terancam putus sekolah. Apalagi di tengah himpitan ekonomi.

Berangkat dari kenyataan itu, peran serta sosial untuk menyelenggarakan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) menjadi sangat diperlukan. Baik Pemerintah maupun Swasta, termasuk individu perorangan yang punya kepedulian terhadap program pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam meningkatkan minat baca dan budaya literasi masyarakat.

Sadar akan arti penting tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak, maka TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) LENTERA PUSTAKA didirikan. Tujuannya sederhana, agar anak-anak usia sekolah bisa mendapat akses bacaan. Sehingga terbentuk tradisi baca, kebiasaan membaca. TBM Lentera Pustaka, hanya fokus menjalankan  program TAMAN BACAAN bagi anak-anak dan remaja di wilayah Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Bogor (kaki Gunung Salak) yang sangat membutuhkan.  Tujuan TBM Lentera Pustaka sangat sederhana, "membiasakan anak-anak untuk membaca bukan bermain, mengakrabkan anak-anak dengan buku"


Mengapa TBM Lentera Pustaka berada di Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari (Kaki Gunung Salak) Bogor?

Sederhana saja,  agar anak-anak di daerah ini punya akses bacaan. Karena selama ini tingkat pendidikan daerah ini 81% hanya sebatas SD. Maka Syarifudin Yunus selaku Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka, mengubah rumah yang dimilikinya sejak tahun 2002 di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu diubah menjadi taman bacaan. Bagian garasi mobil yang "disulap" menjadi rak-rak bacaan dan tempat membaca. BERBUAT UNTUK MASYARAKAT LEBIH BAIK DARIPADA BERDIAM DIRI, itulah alasan utamanya. TBM Lentera Pustaka yang diresmikan pada Minggu, 5 November 2017 oleh Teddy Pembang - Camat Tamansari Kab. Bogor, Prof. Dr. Sofyan Hanif - Wakil Rektor III Universitas Negeri Jakarta, Khatibul Umam Wiranu - Anggota DPR RI Komisi IX, dan Dr. Liliana Muliastuti - Dekan FBS UNJ kini telah berjalan luar biasa. Menjadi taman bacaan masyarakat yang berhasil  mencetak 60 anak pembaca aktif tiap seminggu 3 kali, dengan koleki 3.000 buku, dan selalu menggelar event bulanan untuk memotivasi anak-anak demi tegaknya tradisi baca.

Kehadiran TBM Lentera Pustaka, tentu bukan tanpa alasan. Berangkat dari kegelisahan sosial akan kondisi masyarakat dan tingkat partisipasi pendidikan yang "terabaikan" maka gerakan membaca buku patut dihadirkan di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor ini.

Ada beberapa alasan penting  TBM Lentera Pustaka ada dan hadir di Desa SUkaluyu Kec. Taman Sari Bogor. Kondisi demografi yang memprihatinkan dan data statistik inilah yang menjadi alasan adanya TBM Lentera Pustaka:

Anak-anak Usia Sekolah

Di Desa Sukaluyu, terdapat sekitar 3.035 anak-anak usia sekolah. Dengan rentang usia 0-6 tahun mencapai 22% dan usia 7-12 tahun mencapai 37,5%. Ini berarti, TBM Lentera Pustaka dapat "menyentuh" secara nyata dan dimanfaatkan oleh sekitar 59,5% anak-anak usia sekolah SD dan usia SMP-SMA mencapai 40%. Mereka selama ini tidak bisa mendapatkan akses bacaan karena memang tidak tersedia TBM atau buku bacaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun