Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangsa Kerdil; Sibuk Ngurusin yang Gak Penting!

21 September 2017   21:03 Diperbarui: 21 September 2017   21:13 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahu kata "kerdil" gak?

Kalo dalam kamus bahasa Indonesia, "kerdil" itu artinya kecil, tidak dapat menjadi besar. "kerdil" juga bisa dimaknakan tidak berkembang, tidak maju; picik.

Bangsa Indonesia yang hebat, udah pasti gak mau dikerdilkan oleh bangsa lain. Nah, kalo bangsanya aja gak mau, apalagi orang-orangnya ... Tentu dong.

Terus kenapa ada istilah "kerdil"?

Secara pasti sih, saya gak tahu kenapanya. Tapi bisa jadi, kerdil itu "hadir" untuk memastika bahwa ada hal-hal kecil. Sebagai antonim dari hal-hal besar. Karena kecil, maka kerdil. Begitulah kira-kira ...

Lha, emang apaannya yang kerdil?

Tentu bisa saja fisiknya, tubuhnya kerdil. Tapi bisa juga pikiran atawa jiwanya yang yang kerdil.

Kadang kita, suka banget sibuk sama urusan yang kecil-kecil. Urusan yang gak mutu, gak substansi tapi masih aja dipersoalkan alias dibahas. Segala rupa dimasalahin. Timbang orang mau nonton film, dipersoalkan gak abis-abis. Mata-mata dia, film-film dia, kenapa jadi kita yang berisik. Orang terus terang gak boleh. Tapi orang nonton bokef diem-diem, kok gak sibuk minta diajak hehe

Pikiran kalo udah kerdil, jiwa kalo udah kerdil. Wajar bawaannya galau, resah.

Sering pusing sama urusan yang kecil-kecil. Hanya orang kerdil yang TAKUT sama urusan kecil, urusan yang gak mutu dan gak substansi. TAKUT pada hal-hal yang dia sendiri gak tahu alasannya. Takut sama hal kecil, sibuk sama hal gak penting!

Pikiran kerdil, jiwa kerdil. Apaan sih yang gak bisa dijadiin masalah.

Pembantu dimasalahi, tukang parkir dimasalahin. Ngirim bantuan dimasalahin. Nonton film dimasalahin. Lama-lama, tukang cukur juga bisa dimasalahin. Abis itu tukkang cukurnya dilaporin ke Bareskrim. Kenapa? Minta "cepak" malah dipotong "undercut". Kasihan juga tukang cukur ...

Sayang aja sih, memori "pikiran" yang begitu besar kalo dipake untuk urusan yang gak penting. Sayang aja anugerah "jiwa" yang begitu luas kalo diisi sama urusan yang gak mutu. Bukkan hanya capek, tapi sama sekali gak produktif.

Ibarat komputer, merek canggih. Tapi memorinya dipake untuk file-file yang gak penting, ak berguna. Kapasitasnya habis buat "nyimpen" urusan yang gak penting. Akhirnya, gak mampu lagi "nyimpen" file-file penting. FILE PENTING KALAH DARI FILE GAK PENTING, kehabisan ruang alasannya...

Sibuk ngurusin yang gak penting!

Emang bisa jadi hobby baru orang zaman sekarang. Tapi kalo mau jujur, buat apa? Kalo cuma bikin gelisah, bikin gak produktif. Masih banyak kok kerjaan lain yang lebih penting daripada soal kecil yang diributkan.

Makin ke sini, kenapa jadi makin banyak orang yang merasa terganggu dengan hal-hal kecil yang sebenarnya gak akan berakibat apa-apa bila diabaikan.

Mungkin karena orang sekarang lebih punya "rasa sedih gelisah yang mengendap lebih lama daripada rasa senang gembira". Alhasil, pesimisme yang sedikit mampu "menghancurkan" optimisme yang banyak. Pikiran negatif jadi lebih dominan dari positifnya ... mungkin aja.

Sibuk ngurusin yang gak penting!

Bangsa ini gak bakal besar kalo ngikutin pikiran dan jiwa rakyatnya yang kerdil.

HIDUP DI ZAMAN MERDEKA TAPI PIKIRAN DAN JIWANYA TERJAJAH ... !! #SibukUrusanKecil #MerdekaTapiTerjajah

kerdil4-59c3c6524d11b71d0a3cbf02.jpg
kerdil4-59c3c6524d11b71d0a3cbf02.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun