Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar yang Menyenangkan (Catatan Dies Natalis ke-13 Unindra)

6 September 2017   14:31 Diperbarui: 6 September 2017   17:04 2087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://www.kompasiana.com/syarif1970/kenapa-mengajar-bukan-menghajar_585745d2e422bd5f224422e7)

Nah, di usia 23 tahun saya mengabdi untuk perguruan tinggi. Untuk Unindra, ada satu hal yang menggelitik dalam pikiran saya, untuk introspeksi diri. BAHWA DOSEN, BUKANLAH SOSOK SEMESTA DALAM PENDIDIKAN.

Artinya, pendidikan juga belajar di perguruan tinggi bukan hanya beban dosen, bukan pula tanggung jawab kampus semata. Pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak, semua stakeholders. Belajar di kampus gak bisa dilihat hanya dari aspek andragogi dan pedagogi semata. Ketika saya memilih menjadi dosen, maka saya harus terus memperbaiki cara pandang dan sikap saya. Bahwa dosen bukan hanya mengirimkan "pengetahuan -- knowledge" tapi harus bertumpu pada"nilai-nilai -- values".

 

Berhasil atau tidaknya anak-anak yang sedang belajar, tujuan pendidikan yang diharapkan, sungguh harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif, usaha bersama.

Semesta pendidikan bukanlah di dosen. Semesta pendidikan juga bukan di kampus. Tapi semesta pendidikan terjadi ketika semua pihak terlibat untuk terus memperbaiki tata kelola belajar, tata kelola pendidikan, dan tata kelola nalar umat manusia. Belajar dan pendidikan bukan untuk mengejar nilai mata kuliah tanpa mampu memahami proses. Belajar, sungguh bukan praktik tanpa teori. Juga bukan teori tanpa praktik.

SEMESTA PENDIDIKAN adalah ketika kita, mampu menjadikan mahasiswa tetap "survive" dalam berhadapan dengan realitas kehidupan. Maka semesta pendidikan seharusnya dimulai dari soal yang sederhana. "Menjadikan pendidikan dan belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan".  Dosen  harus menyenangkan, kampus harus menyenangkan, belajar harus menyenangkan dan lingkungan belajar harus menyenangkan. Semua merasa senang dalam belajar. Mahasiswa senang, dosen senang, kampus senang.

 

Karena belajar yang menyenangkan...

Akan membuat karakter, hati, dan pikiran lebih senang bahkan tenang. Karena pendidikan yang berhasil bukan dilahirkan dari tangan seorang dosen, bukan pula dari kampus. Tapi dari perasaan dan pengetahuan mahasiswa yang menyenangkan....

Terakhir buat yang sedang ulang tahun, jangan lupa untuk bersyukur, bersyukur lagi dan bersyukur terus... Insya Allah berkah.... #UnindraKeren

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun