Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca Anak

3 September 2017   07:10 Diperbarui: 3 September 2017   07:20 10839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bacalah dan Tuhanmu sangat pemurah, yang telah mengajarkan manusia dengan pena, yang telah mengajarkan manusia tentang apa yang tidak diketahuinya "

Minat baca anak-anak Indonesia, masih sangat rendah. Data dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menunjukkan, persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak bangsa, hanya 1 orang yang senang membaca.

Namun tahukah kita, apa yang menyebabkan minat baca anak Indonesia rendah?

Syarifudin Yunus, pendiri TBM Lentera Pustaka menyatakan salah satu penyebab rendahnya minat baca anak Indonesia rendah adalah tidak adanya akses bagi anak-anak untuk membaca buku dengan layak dan memadai. Apalagi di daerah-daerah yang jauh dari akses perpustakaan dan perhatian.

"Berdasar pengamatan di Kp. Warung Loa Kaki Gunung Salak yang tak jauh dari Jakarta. Fakta menyatakan anak-anak banyak dan mereka tertarik untuk membaca buku. Tapi sayang, mereka susah mendapatkan akses buku bacaan. Alhasil, minat baca anak jadi rendah," ujar Syarifudin Yunus.

Lalu, mengapa minat baca anak Indonesia tergolong rendah?

Tentu ada banyak alasa. Ada banyak teori yang "diduga" menjadi sebab rendahnya minat baca anak-anak. Setidaknya ada 6 (enam) sebab rendahnya minat baca anak Indonesiia tergolong rendah.

Pertama, karena sistem pembelajaran yang belum memuat "keharusan" membaca buku.Belajar baru sebatas mencari informasi atau memperoleh pengetahuan dari apa yang diajarkan. Bukan terletak pada aktivitas siswa untuk tahu dari bacaan

Kedua, karena makin banyaknya jenis hiburan, tayangan TV, tempat rekreasi, bahkan permainan anak yang makin "menyingkirkan" waktu anak untuk membaca. Membaca makin kalah populer dari kegiatan masyarakat modern.

Ketiga, karena budaya baca memang sulit dikembangkan sebagai perilaku anak-anak. Budaya verbal terlalu dominan sehingga anak makin jauh dari buku.

Keempat, karena orang tua makin tidak peduli terhadap kebiasaan belajar dan kebiasaan membaca anak. Orang tua semakin sibuk dengan urusannya sendiri. Hingga lupa membimbing anak untuk "membaca" apapun.

Kelima, karena sifat malas yang kian merajalela di kalangan anak-anak. Anak sekarang semakin malas untuk membaca dibandingkan menonton TV.

Keenam, karena tidak adanya sarana dan akses mendapat buku bacaan. Perpustakaan atau taman bacaan masih menjadi barang langka di berbagai daerah sehingga anak-anak kesulitan mendapat "tempat membaca.

Berangkat dari alasan tersebut, TBM Lentera Pustaka hadir untuk mengambil bagian dan ikut aktif dalam memfasilitasi anak-anak dan remaja agar lebih mudah dalam mendapatkan akses buku bacaan.

TBM Lentera Pustaka berlokasi di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor memiliki sekitar 500-an anak-anak usia sekolah (SD s.d SMP). Tujuan TBM LENTERA PUSTAKA adalah untuk menyediakan akses membaca buku-buku bermutu bagi anak-anak; di samping untuk membangun tradisi baca dan peradaban yang lebih baik.   

Namun patut disadari, TBM Lentera Pustaka sebagai organaisasi nirlaba akan sulit untuk menjalankan perannya apabila tidak didukung oleh masyarakat dan berbagai pihak. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka mengajak masyarakat dan korporasi untuk ikut serta berpartisipasi /donasi dalam program taman bacaan yang dikembangkan TBM Lentera Pustaka.

Adapun bentuk partisipasi/donasi yang diharapkan, antara lain:

  • Penyediaan fasilitas/infrastruktur untuk berdirinya TBM LENTERA PUSTAKA, dengan biaya sebesar Rp. 16.100.000,-
  • Penyediaan buku bacaan dan biaya operasional TBM LENTERA PUSTAKA selama 1 tahun, dengan kebutuhan dana mencapai Rp. 50.200.000,-

Pada prinsipnya, TBM LENTERA PUSTAKA siap bekerjasama dan bersedia menerima partisipasi/donasi dan CSR Korporasiuntuk memastikan beroperasinya TBM yang sangat diharapkan masyarakat ini.

Untuk informasi lebih lanjut dan partisipasi/donasi silakan hubungi:

TBM Lentera Pustaka

Jl. Masjid Jami Kp. Warung Loa No. 77 RK 12Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor 16610

Telp:  0818 194172 -- 0812 8568 3535 atau Email: lentera.pustaka77@gmail.com

Website:https://tbmlenterapustaka.blogspot.co.id

Rekening Bank BNI Cabang Jkt. Sampoerna Strategic (a.n. Syarifudin Yunus)

No. Rek. 028-826-1601

 

Akankah anak-anak Indonesia semakin mudah mendapat akses buku bacaan?

Sungguh tidak ada yang tahu. Semuanya, terpulang kepada kita. Mau atau tidak membantu kegiatan sosial seperti yang dilakukan TBM Lentera Pustaka. Semua orang tahu, manfaat membaca itu penting sebagai jendela dunia, jendela ilmu pengetahuan. Namun, itu semua tidak dapat berjalan dengan sendirinya .... Harus ada dukungan dan sinergi dari berbagai pihak.

Membaca adalah warisan terindah yang bisa diberikan kepada anak-anak Indonesia.SELAMAT MEMBACA .... #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun