Saya harus percaya mekanisme yang berlaku, dan prosedur yang ada. Karena KEBENARAN HARUS TETAP DI ATAS HARGA DIRI. Katanya kita orang kampus, tapi mengapa gak bisa "berdialog" untuk tuntaskan masalah internal?
Begini lagi ya...
Kedua soal AKOMODASI KONFLIK. Siapa sih orang atawa kampus yang gak punya masalah? Apa ada tempat yang bebas dari konflik? Menurut saya gak ada, kecuali di surga. Dalam konteks ini, saya lihat UNJ GAGAL mengakomodasi konflik yang ada di internal mereka. Mungkin, mereka terbuai oleh AROGANSI INTELEKTUAL, kesombongan akademis. Saling ego, saling gak mau mengalah.Â
Kita itu, gak bakal bisa mengharmonisasikan semua elemen, semua unsur di kampus. Pasti ada yang mbalelo, nakal, kritis atawa lainnya. Nah, sebagai institusi PT, harusnya pejabat kampus itu harus bekerja keras untuk "mengakomodasi konflik" yang ada. Harus turun tangan semuanya; harus peduli tuk cari solusi dari masalah; tuk redam konflik yang terjadi. Bukan "sibuk bersiasat" yang gak jelas juntrungannya. Terus, mau sampai kapan UNJ begini?
Terus terang aja. UNJ itu gak ada masalah ini aja, sudah punya masalah. Banyak banget masalah UNJ. Soal kualitas belajar, soal prestasi yang diharapkan, soal riset yang harus dikedepankan, soal citra kampus, soal lingkungan kampus yang "gak layak", soal gimana bikin "good news" daripada "bad news"...
Jadi apa solusinya?
Lha, saya ini siapa. Gak mungkin bisa kasih solusi atawa jalan keluar. Tapi kalo boleh saran, UNJ HARUS UTAMAKAN KULTUR AKADEMIS DAN AKOMODASI KONFLIK.
Apapun masalahnya. Gak ada istilah "nasi sudah jadi bubur" karena kita bukan pedagang kaki lima; yang nyari untung sesaat. UNJ itu kampus, bukan rumah tangga bukan organisasi massa. Harus ada "keteladanan dalam menyikapi masalah/konflik". Jujur, saya sih gak sudi kalo "almamater tercinta" jadi berjibaku dengan soal-soal yang gak produktif. Daya juang, energi dihabiskan untuk "sesuatu" yang malah mencoreng almamater.
Kita semua, sebagai orang kampus, harus pegang prinsip "akal sehat dan hati nurani". Gak boleh ada plagiarisme di kampus. Gak boleh ada rektor polisikan dosennya. ORANG KAMPUS ITU SELALU BERSEDIA MENGAKUI KESALAHAN. DAN MINTA MAAF JIKA TERBUKTI. Berdialog-lah dengan kepala dingin, hati yang bersih, objektif dan bela kebenaran. Itu semua sikap ilmiah lho saat saya kuliah Filsafat Ilmu dulu di UNJ.
Suka gak suka, mau gak mau, UNJ itu almamater tercinta saya. Ijazah dan ilmu yang kini saya miliki, asalnya dari UNJ. Dan itu gak bisa saya tipp-ex, gak bisa dihapus.
Tadinya saya juga gak mau nulis ini. Karena buang-buang energi. Tapi karena tanggung jawab moral dan ada yang nanya. Jadi saya harus bersikap, merespon sebisa saya.