Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Manusia Banyak Menuntut Tanpa Kontribusi

29 Juli 2017   10:22 Diperbarui: 29 Juli 2017   10:52 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahwakita manusia itu bukan siapa-siapa, kita bukan apa-apa. Tidak punya apa-apa. Mungkin, tidak bisa apa-apa.Gak ada apa-apanya,apalagi di mata Allah.

Lalu, kenapa manusia suka mengeluh? Mengapa manusia suka marah-marah? Bahkan Allah SWT pun diprotes?

Jawabnya, mungin karena manusia itu lupa dan gak sadar bahwa dia makhluk lemah. Merasa tidak punya blind spot, merasa gak punya titik buta. Manusia yang suka mengeluh, suka marah-marah apalagi memprotes Allah itu bisa jadi karena "merasa" hebat, merasa pintar. Merasa bisa segalanya, merasa paham segalanya. Semua dikomenin, semua dinilai dari pikiranya sendiri.

Lalu, apa yang bisa kita perbuat saat terjadi blind spot?

Saat Blind Spotmanusia itu butuh bantuan orang lain. Manusia, kita hanya bisa melihat Blind Spot atas uluran tangan orang lain; atas pertolongan orang lain. ADAKALANYA KITA DIBERI TAHU ORANG LAIN AGAR KITA BISA MENJADI LEBH BAIK.

Kita itu bukan manusia sempurna. Maka biarkan orang lain menjadi "mata" kita di area blind spot yang kita miliki. Agar kita tetap bisa melihat apa yang kita tidak bisa lihat.

Kita pasti butuh orang lain. Butuh teman, butuh saudara, butuh partner. Untuk mengawal jalannya hidup kita. Sekaligus mengingatkan kita di saat "jalan hidup" kita mulai bergeser, bahkan menyimpang. Manusia itu sering lupa, mudah lupa. Maka yang bisa mengingatkan jika kita menyimpang atawa melenceng, tentu orang lain. Sederhana saja, karena orang lain yang melihat bukan kkita.


Siapapun kita, pasti butuh orang lain untuk menasihati, mengingatkan. Jika perlu, menegur kita ketika berbuat salah, keliru tapi tak pernah kita sadari. Blind spot ngajarin kita untuk selalu rendah hati dalam menerima kritikan, mau dinasehati, siap ditegur kapanpun, dimanapun.

SUNGGUH, MANUSIA ITU LEMAH. PUNYA BLIND SPOT.

Karena manusia gak pernah tahu, kapan ajal tiba? Tubuh manusia itu tempatnya penyakit. Hanya tersedak pun dapat mematikan manusia. Bahkan keringatnya pun bau luar biasa. Sehebat apapaun sepintar apapun manusia, itu lemah.

Jika ada kekuatan dalam diri manusia, itu semata-mata diberikan Allah. Maka karena manusia lemah, mereka wajib dan harus "mendekat" kepada sumber kekuatan. Mendekat kepada pemilik kekuatan, Allah SWT. Bukan lemah, malah tidak melakukan apa-apa.


Sungguh, karena BLIND SPOT manusia diajak belajar tentang siapa dirinya?

Kini, tinggal hati dan pikiran kita, mau atau tidak rendah hati dan bersuka cita menerima nasehat dari orang lain. Kapanpun dimanapun. Karena manusia, memang lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun