Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Plong Bukan Blong

14 April 2017   10:19 Diperbarui: 10 Mei 2017   00:21 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Pribadi)

PLONG Bukan BLONG

Hari ini hari libur. Perasaan kamu PLONG apa BLONG?

Yang tahu jawabannya pasti kamu doang. Kalo orang lain pasti gak bakal tahu. Orang lain itu cuma sering sok tahu doang. Namanya juga orang lain. Kamu cantik atawa ganteng juga paling dibilang pake “susuk”. Kamu lagi santai juga dibilang “malas”. Itulah pentingnya, kita tahu apa arti PLONG bukan BLONG …

Kamus Bahasa Indonesia bilang.

PLONG itu artinya berasa lega; berasa bebas dari beban pikiran macam-macam. Semua dinikmati, disyukuri. Contohnya seperti warga DKI yang lagi nunggu tanggal 19 April buat nyoblos. Berharap PLONG dan segera tahu siap Gubernur-nya. PLONG, biar gak  ada lagi caci-maki, hujatan, bahkan bahasa kebencian. Seperti orang tua yang tahu anaknya udah pacaran bertahun-tahun, lalu akhirnya nikah pasti perasaannya PLONG. Atawa orang kerja yang gajinya selalu cukup buat apa aja, pasti rasanya PLONG. PLONG itu rasa yang positif.

Beda sama BLONG. Kalo BLONG itu artinya gak berfungsi karena tidak ada tahanan. Alias dol, bablas lepas gak bisa ditahan, mungkin juga gak bisa dibilangin lagi. Contohnya seperti bis yang melaju kencang tiba-tiba rem-nya BLONG, pasti menelan korban nyawa. Sama seperti pendukung Cagub yang kerjanya menghujat, menebar kebencian bisa jadi udah BLONG. Tinggal nyoblos doang aja dibikin ribet. Bahkan di zaman sekarang ini, bisa jadi banyak orang otak-nya juga udah BLONG, hatinya udah BLONG. Alias udah gak berfungsi. Lihat aja “anak yang gugat ibu kandungnya”. Lihat aja “bancakan korupsi di E-KTP”. Atau penyidik yang disiram air keras. Mereka udah pada BLONG. Semua yang BLONG, pasti dampaknya negatif.

Hari ini hari libur. Perasaan kamu PLONG apa BLONG?

Kamu pasti PLONG kalo bisa menikmati liburan dan bersenang-senang. Happy bawaannya. Tapi kamu jadi BLONG kalo berasa bete atawa galau. Hari libur aja masih ngomongin politik, masih benci sama orang  lain. Ingat, hidup kamu pilihannya Cuma 2: Mau PLONG apa mau BLONG … pikir aja sendiri.

PLONG itu enaknya bukan main. PLONG itu sederhana.

Kalo kamu gak bisa jadi matahari. Cukuplah jadi LENTERA yang bisa menerangi orang-orang di sekitar kamu. Itu udah cukup. Kalo kamu belum beruntung berjuanglah terus.  Karena semua yang beruntung itu selalu tunduk kepada Allah untuk bergantung.

Gak usah urusin orang lain, urus aja diri sendiri biar PLONG. Gak usah membanding-bandingkan dengan orang lain, ikhtiar dan berbuat saja yang terbaik untuk diri sendiri biar TIDAK BLONG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun