Terkadang, dan memang kadang-kadang
Kita hanya perlu DIAM
Ketika ingin berceloteh, beregur, bernasehat, bereaksi, hingga bersetuju...
Apapun itu, tentang apapun itu dan siapapun kita.
Maka biarlah kita DIAM sekarang
Agar mereka tahu artinya, paham maknanya, maklum maksudnya, hingga terima tujuannya...
Karena DIAM hingga kapanpun, akan tetap DIAM
Walau bisa disalah tafsir, disilap terjemah, diduga berkelompot, hingga nyata tak berarti apa-apa...
Maka bertemanlah pada DIAM...
Jika merasakan itu yang terbaik, menjadikan itu lebih baik, hingga membuat mereka itu tetap baik. Seharusnya kita DIAM.
Diam diam dan lagi -lagi diam
Lalu tunggu saat kita berkata sehingga mereka DIAM, lalu termangu dalam DIAM.
Bungkam mulutmu, bungkam celotehmu. Semua diam ...
Karena DIAM
Adalah teman yang takkan pernah mengkhianati....... @DiamNanCiamikk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H