Manihot utilissima itu nama keren dari singkong. Iya singkong, tanaman yang sering dianggap makanannya orang miskin. Panganannya kaum alit, bukan kaum elit. Banyak orang pergi ke mal, ke super market beli makanan enak. Ehh, gak taunya terbuat dari singkong. Jangankan orang, singkong juga kalo di “make up”, dibumbui jadinya ciamikk, enak dan gak ada duanya.
Kamu suka singkong gak?
Syukurlah kalo suka. Kalo ada tanaman yang hidupnya gak ribet, dalam kondisi apapun. Tapi terus tumbuh menjulang dan membesar. Itulah pohon singkong. Hebatnya, singkong itu bisa tumbuh di mana saja. Bisa di tanam di mana saja, gak butuh perawatan khusus. Tanpa pupuk dan alami sekali.
SINGKONG ITU GAK PERNAH RIBET. DIA TETAP TUMBUH DALAM KEADAAN APAPUN. SIMPEL DAN ALAMI, TANPA REKAYASA.
Bahkan Singkong, semua bagian pohonnya berguna. Daunnya bisa buat lalapan atawa sayur. Batangnya sering dijadikan pagar atau ditanam kembali. Buahnya, wow luar biasa enak dan ciamikk. Hebatnya lagi, pohon singkong ketika tumbuh menjulang tinggi ke atas pohonnya. Tapi bagian yang membesar adalah bawahnya, buahnya.
KITA BOLEH MENINGGI ATAU MENJULANG APAPUN; PANGKAT, HARTA ATAU KEDUDUKAN. TAPI MANFAATNYA TETAP TERASA SAMPAI KE BAWAH, KE ORANG-ORANG YANG MEMBUTUHKAN.
Siapapun kita, selagi masih manusia. Patut belajar pada pohon singkong. Filosofi singkong itu luar biasa, asal mau direnungi ….
Sebagian kita bilang, singkong itu gak keren.
Iya gak apa-apa. Karena banyak yang keren karena rekayasa. Bukan aslinya, bukan apa adanya. Tapi singkong gak pernah mau merekayasa diri. Kaum singkong sama sekali gak mau gagah-gagahan. Gak mau ribet, gak mau nyinyir pada pohon singkong lainnya. SINGKONG SELALU APA ADANYA SAJA. Enak makan, gak enak jangan makan. Simpel kan …
Banyak dari kamu, mengajarkan pentingnya HIDUPNYA SEDERHANA. Tapi kamu gak pernah atau jarang makan singkong. Kok bisa ?
SINGKONG itu simbol kesederhanaan yang paling pas. Nrimo ing pandum. Kalo kata agama; bersifat qona’ah, apa adanya.
Saking sederhannya,singkong itu bisa tumbuh dan eksis di mana saja. Tapi tetap rendah hati, tetap tak mau menampakkan buahnya. Masu musim panas atau hujan, singkog tetap tumbuh. Tetap tegar, berdiri tegak. Lalu menebar manfaat kepada siapapun.
Kalo sekarang banyak orang yang sombong, maunya menyalahkan orang lain. Merasa benar sendiri, nyinyir tiada akhir. Hidup konsumeris dan doyan gagah-gagahan. Bahkan gemar caci maki. Atau salling menghujat satu sama lainnya. BISA JADI, MEREKA GAK DOYAN MAKAN SINGKONG ….