Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengen Jadi Orang yang Ora Kondang

5 Maret 2017   11:57 Diperbarui: 5 Maret 2017   12:17 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Untuk apa diikuti banyak orang, punya massa banyak bahkan ditempeli teman kesana kemari tapi malah menjadikan HATI LEBIH KERAS. Untuk apa ngetop, hebat dan popular tapi gak mampu jadi ORANG YANG LEMBUT, ORANG YANG BAIK. Hati, pikiran, dan kata-katanya kotor. Malah jadi senang menghujat, memrovokasi, atau menebar kebencian.

Apalah namanya. Orang terkenal, orang kondang, orang hebat kadang menipu diri. Menjadikan manusia bisa merasa bernilai luar biasa. Padahal di sisi Allah, dia bukanlah siapa-siapa bukan apa-apa.

ORA KONDANG…

Adalah baik bila kita tidak ter-obsesi menjadi terkenal karena ilmu dan amal. BISA PUNYA PERAN DAN KONTRIBUSI WALAU TIDAK DIKENAL, maka itu lebih bernilai. Karena bukanlah manusia tempat kita berharap balasan. Akan tetapi, apa yang ada di sisi Allah-lah yang terbaik.

ORA KONDANG …

Itu terjadi ketika kita merasa bahagia saat bersandar pada tujuan dan sang pencipta. Bukan kepada orang ataupun benda.


Seperti kisah Uwais Al Qarni, “Hamba Yang Sangat Terkenal Di Langit, Tapi Tak Terkenal Di Dunia”. Maka, tetaplah jadi orang yang ora kondang. Karena itulah hakikat hidup. Salam ciamikk !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun