Tapi hebatnya, mereka tetap bisa menjaga KEHARMONIAN. Bisa saling mengerti, saling memahami satu sama lainnya.
Boro-boro kalian berterima kasih kepada Jakarta. Kota yang telah “menerima” kalian dengan hangat. Sebagai tempat mengadu nasib, mencari pekerjaan, bahkan mengejar status sosial hingga jadi seperti sekarang. Bersyukur dan berterima kasihlah pada Jakarta. Kota ini baik, kota ini pun pantas diisi oleh orang-orang baik.
JANGAN PANGGIL AKU JAKARTA
Kalo kalian tidak bisa MENYIKAPI REALITAS. Emang kalo udah menang, kalian mau joget-joget, mau pesta-pora. Atau mau menghardik orang-orang yang kalian anggap kalah? Gak ada guna. Satu yang pasti, kalian akan MATI. Dan bersiaplah untuk MATI ….
Ketahuilah, Jakarta itu jadi begini. Karena kalian adalah orang-orang pemula yang merasa expert, orang-orang mapan yang susah dipuaskan, dan orang-orang pinter yang gak bisa nerima kenyataan. Orang yang tahunya dikit, ngomongnya banyak.
Okehh, rileks dan nyantai saja untuk Jakarta. Gah usah heboh, gak usah lebay. Gak usah ribut kalo sama pilihan. Maaf kalo gak berkenan, ini cuma ekspresi personal, lelaki yang lahir dan besar di Jakarta. Salam ciamikk!! #AkuCintaJakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H