Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ngelamun Politik; Benci Tiada Henti

6 Februari 2017   20:10 Diperbarui: 6 Februari 2017   20:16 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si Kuple bingung, lagi ngelamun.  Ngelamun urusan politik.

Cuma gara-gara politik kok sudi dipecah-belah. Cuma soal beda pilihan kok sudi kemarahan dan kebencian sampe ke ubun-ubun. Sayang banget sih, otak dan pikiran diisi dengan amarah, benci, dan perasaan yang jelek-jelek itu… batin Si Kuple. Si Kuple cuma mau nanya aja.

Emang seberapa penting sih sikap politik kita sampe harus dibela mati-matian? Emang seberapa hebat kalo kita mampu membenci orang lain yang beda pilihan politik?  

Sungguh, banyak orang atau mungkin teman Si Kuple sendiri yang sudah over dosis. OD politik yang akhirnya dibawa-bawa ke urusan agama. Bahkan gak sedikit dari kita yang tiba-tiba berubah jadi peduli agama gara-gara politik. Jangan-jangan agamanya politik. Gak habis pikir, kok mau mengombang-ambing dirisendiri, memutus pertemanan, bertikai tiada henti, berceloteh tentang kemarahan dan kebencian. Cuma gara-gara politik, cuma gara-gara pilihan yang berbeda. Aneh....

Sikap politik yang aneh. Tiba-tiba hidup kita berubah jadi penuh prasangka. Hidup yang penuh kemarahan, penuh kebencian. Aneh.

Andai kita tahu, prasangka itu adalah turunan dari kebodohan.

Apapun motif-nya, prasangka buruk telah menjadikan kemarahan dan kebencian mengalir dalam darah kita.

Kita sering lupa, prasangka itu dibenci bukan karena dirinya sendiri. Tapi karena ia menyebabkan orang-orang lain mempercayainya.

 Buat Si Kuple, lebih baik kabarkan yang baik. Tanpa perlu membenci dan mencaci maki.

Emang sih,manusia itu cuma ada dua model.

1.      Mereka yang bertumbuh dan menebar kebaikan dalam situasi apapun, selalu melihat hal yang baik di balik tiap cerita.

2.      Mereka yang berkeluh-kesah dan menebar kebencian atas nama kebaikan, selalu melihat hal dari sisi yang jelek, kalo gak jelek gak oke.

Begitulah HIDUP kata Si Kuple. Ada orang yang optimis, ada orang yang pesimis. Ada yang berusaha, ada yang berdiam diri. Tidak sedikit yang berani mencoba, tapi banyak juga yang takut berbuat. Ada yang yakin, ada yang ragu. Ada yang BERPIKIR POSITIF, ada yang BERPIKIR NEGATIF. Itulah realitas dan terserah kita mau yang mana ...?? 

Udahlah,ngapain juga gue pikirin, batin Si Kuple.

Elo punya pilihan, gue juga punya pilihan. Terus buat apa juga, marah-marah lalu mencaci-maki. Semua orang yang gak sepaham dimusuhi, dicaci maki. Mikir dong, elo gak ngasih makan orang-orang yang beda pilihan kok. Terus kalo emang gak bisa sama, kenapa gak boleh beda? Aneh....

Maka, berpikirlah positif dan tebarkan yang baik.

Tuhan Sang Pencipta, alam dan bahkan nafas yang mendampingi pun mempersilakan kita untuk membangun sikap positif, sikap yang baik. Bukan sikap negatif, sikap yang dirasuki perasaan dan pikiran kebencian. 

Yah, mau gimana lagi. Asal hat-hati aja. Kadang terlalu banyak alasan yang kita cari untuk tidak mau melangkah menjadi lebih baik. Karena kita sedang mengecilkan anugerah-Nya yang begitu besar, kita sedang mengabaikan karunia-Nya yang tiada tara.

Buat Si Kuple, hal yang paling sulit dalam hidup adalah membiarkan diri kita dan orang-orang baik di sekitarnya "tetap berdiri dalam prasangka buruk tanpa mau mengubahnya sedikitpun”. Sungguh, ngelamu politik bikin kita benci tiada henti.

Maka, lebih baik kabarkan yang baik tanpa perlu membenci dan mencaci maki. KITA PASTI KEREN...... ciamikk sekali !!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun