Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilkada DKI, Kamu Dukung Siapa?

26 Januari 2017   23:46 Diperbarui: 27 Januari 2017   00:00 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Kamu dukung siapa?

Itu pertanyaan paling menakutkan. Menyeramkan. Dijawab salah, gak dijawab salah, begitu kata teman saya. Hari ini, sekarang ini. Inilah era yang paling menegangkan …

Gara-gara Pilkada DKI. Kamu dukung siapa?

Menyeramkan. Media sosial, sontak memasuki era panas. Eranya rivalitas para pendukung. Rivalitas antar kelomok, antar komunitas. Mereka saling berani, mencaci maki, menghujat satu sama lainnya. Melontarkan pernyataan buruk lagi negatif bahkan mengobarkan kebencian.

Gara-gara Pilkada DKI. Kamu dukung siapa?

Berapa banyak dari mereka yang terpaksa mem-blokir teman di FB, unfriend saja. Berapa banyak mereka yang keluar dari grup WA. Berapa banyak teman berubah menjadi lawan. Bahkan saat berpapasan di jalan pun, jika perlu tidak teguuran. Gara-gara pilkada DKI, gara-gara berbeda pilihan, beda idola pemimppin.

Gara-gara Pilkada DKI. Kamu dukung siapa?

Inilah masa yang paling mengerikan. Semua “dipaksa” untuk harus mendukung atau membenci. Dipaksa untuk berpihak pada pertikaian.  Inilah era, DIPAKSA UNTUK BERPIHAK. Melalui celotehan, komentar di media sosial. Bilangnya tidak memaksa, tapi jelas berpihak. Jika ABSTAIN, tidak mendukung dan tidak membenci, maka BERSIAPLAH untuk dicaci-maki, di-cap macam-macam. Baik oleh para pendukung atau pembenci. ANDA DIPAKSA IKUT MEREKA. Begitu ditanya, pasti mereka menjawab sama sekali tidak memaksa atas nama demokrasi.

Kamu dukung siapa?

Lagi-lagi, itu pertanyaan yang paling menakutkan. Pertanyaan yang menghendaki “jawaban keberpihakan”. Jika jawaban BERBEDA, bersiaplah untuk berperang argumentasi, berperang dalil, berperang untuk menuding ini, menuding itu.

Gara-gara Pilkada DKI. Kamu dukung siapa?

Sungguh, keberpihakan dusah sampai di titik ekstrem. Si A menuduh SI B. Si A merasa lebih baik dari SI B. Bahkan kini, keberpihakan pun harus bernuasa religius, bernuansa spiritual. Jika tidak, maka bersiaplah untuk “dituduh” macam-macam. Menyeramkan.

BERPIHAK. Kata itu harus berarti SAMA. Tidak boleh BEDA. Berpihak dianggap boleh walau menimbulkan permusuhan di sisi yang lain. Berpihak itu artinya “harus berseberangan”. Karena berpihak itu artinya “kalo gak bisa sama, kenapa gak boleh beda?” Pusing pusing dan pusing.

Jadi, apa yang harus kita lakukan?

Terserah kita saja. Boleh dilakukan, boleh juga gak dilakukan. Gak apa-apa. Tidak semua tanya harus dijawab. Tidak semua jawaban harus dimulai dengan pertanyaan.  Kita hanya harus cukup dan sangat WASPADA, HATI-HATI. Karena ini era yang paling menyeramkan. Inilah ujian kita bersama. Lebih memilih untuk bersama atau berpisah. Menjadi lebih dekat atau jauh. Terserah.

Satu hal yang pasti. Siapapun yang terpilih.

Kita gak punya uang, bukan gubernur yang ngasih. Kita sakit, bukan gubernur yang nengokin.

Gara-gara Pilkada DKI. Kamu dukung siapa?

Jawab aja, emang gak ada toik lain apa. Nyantai aja keless ….

Karena DIAM bukan berarti KALAH. Karena BICARA bukan pula berarti MENANG. Tetaplah DIAM dan BERTINDAK …

Sungguh, tidak ada kebaikan yang bisa didapatkan dari sebuah perpecahan. Maka tetaplah syukuri setiap perbedaan ….. Salam ciamikk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun