Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilkada DKI, Kamu Dukung Siapa?

26 Januari 2017   23:46 Diperbarui: 27 Januari 2017   00:00 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh, keberpihakan dusah sampai di titik ekstrem. Si A menuduh SI B. Si A merasa lebih baik dari SI B. Bahkan kini, keberpihakan pun harus bernuasa religius, bernuansa spiritual. Jika tidak, maka bersiaplah untuk “dituduh” macam-macam. Menyeramkan.

BERPIHAK. Kata itu harus berarti SAMA. Tidak boleh BEDA. Berpihak dianggap boleh walau menimbulkan permusuhan di sisi yang lain. Berpihak itu artinya “harus berseberangan”. Karena berpihak itu artinya “kalo gak bisa sama, kenapa gak boleh beda?” Pusing pusing dan pusing.

Jadi, apa yang harus kita lakukan?

Terserah kita saja. Boleh dilakukan, boleh juga gak dilakukan. Gak apa-apa. Tidak semua tanya harus dijawab. Tidak semua jawaban harus dimulai dengan pertanyaan.  Kita hanya harus cukup dan sangat WASPADA, HATI-HATI. Karena ini era yang paling menyeramkan. Inilah ujian kita bersama. Lebih memilih untuk bersama atau berpisah. Menjadi lebih dekat atau jauh. Terserah.

Satu hal yang pasti. Siapapun yang terpilih.

Kita gak punya uang, bukan gubernur yang ngasih. Kita sakit, bukan gubernur yang nengokin.

Gara-gara Pilkada DKI. Kamu dukung siapa?

Jawab aja, emang gak ada toik lain apa. Nyantai aja keless ….

Karena DIAM bukan berarti KALAH. Karena BICARA bukan pula berarti MENANG. Tetaplah DIAM dan BERTINDAK …

Sungguh, tidak ada kebaikan yang bisa didapatkan dari sebuah perpecahan. Maka tetaplah syukuri setiap perbedaan ….. Salam ciamikk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun