Kan kamu yang ajarin kita-kita dulu. Bahwa kita, bangsa ini didirikan bukan karena kita ingin mempertontokan perbedaan di antara kita. Tapi di perbedaan yang kita miliki, kita punya satu TUJUAN yang SAMA.
Lupa ya, bahwa kita punya tujuan yang sama untuk “bersatu”. Bersatu untuk saling menghormati , bersatu untuk saling menghargai, bersatu untuk saling menyayangi sebagai bangsa, bersatu untuk saling menolong, dan yang penting bersatu untuk saling mengisi setiap “ruang kosong” di setiap perbedaan kita itu sendiri.
Kalo gak bisa sama bukan berarti gak boleh beda kan.
Itu kalimat sederhana sekali. Dan artinya juga sangat jelas. Perbedaan kita itu bukan untuk dibesar-besarkan. Berbeda itu anugerah sekaligus ujian. Berbeda bukan untuk saling menuduh, bukan untuk saling menyalahkan, bukan untuk saling membenci, dan bukan untuk saling merendahkan satu sama lainnya.
Udah dari sononya. Kita memang gak sama dalam banyak hal. Agama kita beda. Suku kita beda. Warna kulit kita beda. Bahkan kita dengan saudara sekandung aja tetap beda. Udah pastilah kita beda, gak usah dipersoalkam.
Tapi kita bisa sama dalam TUJUAN. Karena semua perbedaan kita adalah keindahan yang realistis. Agar kita tetap mau RENDAH HATI untuk MENGHARGAI orang lain yang berbeda. Itu SIKAP MENTAL yang harus kita punya dan junjung tinggi.
Kalo gak bisa sama bukan berarti gak boleh beda kan.
Terus sekarang, apa masalahnya? Kalo kamu gak mau berdampingan dengan orang-orang yang “berbeda”. Kamu gak suka sama teman yang beda pilihan, gak suka sama yang gak sepaham sama kau. Kenapa begitu? Lagi-lagi, sikap mental kita, barangkali, bermasalah. Mental kita terlalu dirasuki oleh egoisme, oleh rasa khawatir yang berlebihan. Bahkan mental kita dipenuhi oleh pikiran negatif yang belum tentu benar.
Hari gini, udah gak zamannya mempersoalkan perbedaan. Karena tiap orang hidup emang berbeda-beda. Isi kepalanya beda, gayanya beda, sifatnya beda, bahkan tampangnya juga beda. Kita hanya butuh sikap mental yang lebih terbuka, yang mau menerima tiap perbedaan di antara kita dan tetap berpikir positif. Gampang kan…
Jadi, kalo gak bisa sama. Kenapa gak boleh berbeda?
Kalo kata Gus Dur, “Gak boleh lagi ada pembeda di antara kita karena alasan agama, bahasa ibu, kebudayaan atau ideologi”.
Toleransi, Bhineka Tunggal Ika, keberagaman dan sebagainya yang bagus-bagus itu, sungguh percuma kalo cuma dipahami per definisi doang. Kita gak lagi perlu memperdebatkan baik-buruknya toleransi dan sebagainya. Sungguh, kita hanya butuh aksi untuk “menghargai” tiap perbedaan yang ada di sekitar kita. Aksi itu tindakan nyata, perilaku konkret ….. Kerjakan saja.
SAMA itu bagus. Tapi BEDA juga pasti ada dan terjadi.
Jadi, kalo gak bisa sama. Kenapa gak boleh beda? Mau menerima hal yang berbeda itu sangat kita butuhkan hari ini. Karena memang gak mungkin semua hal itu sama. Kodrat kita memang berbeda.
Coba deh dipikirin. Tapi dengan hati yang jernih dan pikiran yang terbuka ya.
Kenapa sih Allah menjadikan banyak hal di muka bumi ini BERBEDA. Beda itu gak sama. Kenapa coba? Bisa jadi, kita itu berbeda agar kita tetap mau berusaha, berikhtiar untuk belajar mencintai sesama ciptaan Allah. Kalo udah gak ada perbedaan, bisa jadi kita semua gak akan mau lagi belajar tentang sesuatu, tentang apapun. Sometime, perbedaan itu ibarat “rambu-rambu lalu lintas” yang membuat kita lebih konsisten dalam menuju sebuah kemuliaan.
BERBEDA itu indah kalo kita bisa menerima.
Karena memang, gak semua pekerjaan bisa kita kerjakan sendiri. Karena berbeda, kita bisa saling mengisi, bisa saling melengkapi.
Mungkin kelebihan kita adalah kekurangan orang lain. Dan sebaliknya, mungkin kelebihan orang lain bisa jadi kekurangan kita.
Sahabat …
Gak ada orang yang lebih bodoh. Gak ada orang yang lebih pintar.
Karena bodoh atau pintar itu relatif. Dan tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya?
Orang bodoh bisa berhasil. Orang pintar pun bisa gagal.
Orang gak hebat bisa sukses. Orang hebat pun bisa jatuh
TAPI orang yang RENDAH HATI dan mau MENGHARGAI PERBEDAAN, pasti berhasil dan tidak akan pernah jatuh. Karena ego-nya, sudah “tiarap” dalam situasi dan keadaan seperti apapun.
Kalo gak bisa sama bukan berarti gak boleh beda kan.
Maka syukuri saja apa yang kita punya, syukuri tiap “ruang berbeda” yang ada di sekitar kita.
Sungguh, memperdebatkan perbedaan itu lelah; selelah memaksakan persamaan.
Kalo gak bisa sama, bukan berarti gak boleh beda kan?
Jadilah diri kita sendiri …. Salam ciamikk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H