Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tradisi Baru Belajar 'Nyastra' Hingga Parade Sastra Akhir Tahun

20 Desember 2016   11:15 Diperbarui: 20 Desember 2016   11:30 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui sastra, kita semua diingatkan untuk bisa melakukan olah rasa, olah batin, dan olah budi secara intens sehingga tercermin melalui perilaku dan kebiasaan positif. Apresiasi sastra melalui kegiatan RIUNG SASTRA sangat penting untuk memanggil kembali nilai-nilai moral yang mungkin tengah hilang di antara kita, di antara manusia Indonesia.

Karena sastra, tidak melulu bicara tentang kecerdasan intelektual, tapi juga emosional, spiritual, maupun sosial. Sastra telah membangunkan kita untuk punya “kesadaran kolektif” demi mengembalikan karakter bangsa yang hilang. Sastra adalah wadah penyampaian ide, kreasi yang dipikirkan dan dirasakan melalui cara-cara yang indah.

Sekali lagi, moral sastra adalah nilai-nilai baik yang ada dan hidup di masyarakat, yang tercermin pada sikap dan tingkah laku yang santun dan ber-akhlak.

Sungguh patut kita renungkan, sungguh patut dilestarikan. RIUNG SASTRA UNJ.

Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, “Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.”

Lalu dipertegas oleh Milan Kundera (penulis Ceko), “Hanya sastra yang mampu menyingkap fragmen tak dikenal dalam hidup manusia yang memiliki alasan untuk bertahan. Sastra bukan mengkhotbahkan kebenaran melainkan menemukan kebenaran.”

SELAMAT atas suksesnya RIUNG SASTRA UNJ !!

“Terima kasih atas reriungan kita bersama di RIUNG SASTRA UNJ” ujar Ibu Hera, KaProdi Sastra Indonesia FBS UNJ saat menutup acara.

Salam RIUNG SASTRA Indonesia !! Sastra nan ciamikk ! #RiungSastraUNJ #SastraIndonesiaUNJ #ParadeSastraAkhiirTahun2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun