Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Elo Gak Perlu Mengejar Kemenangan

17 Desember 2016   22:54 Diperbarui: 17 Desember 2016   23:24 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Si Kuple tepuk tangan saat TimNas Indonesia kalah dari Thailand 2-0. Indo gagal juara AFF 2016.

Kecewa kalah silakan. Frustasi gak juara silakan. Gak masalah, kalah menang itu lazim. Sangat lazim dan boleh dibilang biasa. Apalagi buat mereka yang merindu kemenangan. Apalagi buat mereka yang gak pernah juara, jarang menang. Sungguh sangat wajar.

Asal jangan lupa, bola itu bundar. Dan Hidup itu misteri.

Maka gak perlu mengejar kemenangan. Gak perlu memburu piala atau tropi. Karena nanti, kita malah lupa “hakikat” sebuah pertandingan. Tanding bola, tanding kehidupan juga sama. Justru yang terpenting bukanlah kemenangan. Tapi bagaimana “bertanding dengan baik”. Itu saja sudah cukup. Kita sudah disuguhi tontonan bola, tayangan kehidupan malam ini saja itu sudah cukup. Patut disyukuri….

Gak perlu mengejar kemenangan.

Karena kemenangan, hakikatnya hanya penggalan episode kehidupan. Kemarin menang, sekarang kalah. Atau sebaliknya, sungguh itu cuma episode kehidupan. Semuanya, sunatullah. Sudah dipergilirkan Allah untuk mereka, untuk kita. Dari satu episode ke episode yang lain. Gak usah sedih kalo kalah, gak usah bangga kalo menang. Biasa saja ….. Yukk, silakan diteguk kopi hitamnya, monggo.

“Gak perlu mengejar kemenangan” kata Si Kuple lagi.

Toh yang kalah jadi abu, yang menang jadi arang, begitu kata pepatah. Jadi, gak semua urusan harus diukur menang-kalah. Sepakbola itu untuk dinikmati pertandingannya. Bukan pengen menang hasilnya. Apalagi pengen menang melulu. Pasti gak bisalah, karena semuanya yang atur itu Allah.

Tanding Sepakbola, tanding Pilkada. Atau permainan Hidup.

Semua itu sama saja. Gak perlu mengejar kemenangan. Tapi yang penting, bisa bermain dengan cantik, bertanding dengan indah. Gak semua urusan kok harus diukur dari menang-kalah. Asal mampu bermain dengan bagus, bertanding dengan penuh tanggung jawab, lalu mamppu menyikapi realitas itu sudah lebih dari cukup.

Lha terus, kenapa harus sikut-sikutan? Kenapa harus pengen saling mengalahkan?

Kan cuma main bola. Kan cuma pilkada. Kan cuma hidup yang sementara. Masa cuma karena ambisi mengejar kemenangan, harus menghalalkan segala cara. Gak bener itu. Gak usahlah menghasut, memprovokasi. Atau bahkan menuduh yang tidak benar. Gak boleh itu, dan gak bener begitu. Gak ada untungnya, bahkan banyak ruginya malah. Jadi, gak usah mengejar kemenangan. Karena semua sudah sunatullah kok.

Pernah tahu kisah “Perang Bubat” gak? Itu lho pelajaran Sejarah…

Perang Bubat itu salah satu perang saudara paling dahsyat dalam sejarah bangsa Indonesia. Perang antara pasukan Majapahit-nya Si Patih Gajah Mada melawan pasukan Kerajaan Pasundan. Alhasil, Gajah Mada MENANG, lalu Si Hayam Wuruk bangga. Tapi sayang, pasca kemenangan itu, Si Gajah Mada malah jadi orang yang dikucilkan. Bahkan Hayam Wuruk pun patah hati karena ditinggal selamanya oleh Dyah Pitaloka, putri Sunda yang sangat dia cintai dan kagumi. Gara-gara perang ini, konon Majapahit makin turun pamornya, hingga akhirnya RUNTUH.

Sungguh, MENANG atau KEMENANGAN itu tidak menjadikan seseorang makin hebat, tidak pula bahagia. Itu hanya episode sesaat.

Maka gak perlu mengejar kemenangan.

Karena sejatinya, HIDUP bukan soal menang-kalah. Ia bukan peperangan, bukan pula perlombaan. Hidup gak perlu mengejar ambisi. Hidup gak perlu pula menghindari kegagalan.

Karena HIDUP hanya butuh SIKAP dan lebih butuh HATI yang BESAR; hati yang lapang dalam menyikapi tiap keadaan.

Kalo kata orang Bule, You can't win unless you learn how to lose”.Kita gak akan pernah menang, kecuali kita mau belajar bagaimana untuk kalah.

Karena HIDUP itu milik kamu atas skenario Allah. Gak perlu takut saat kalah, Gak perlu jumawa saat menang. Sungguh, kemenangan yang paling manis adalah jika lawan tampak tak terkalahkan.

Bahkan kemenangan paling sejati, hanya ada di dalam diri kamu. Ketika kamu berani memulai…. Untuk apapun, urusan apapun. 

Salam ciamikk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun