Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahasa Indonesia Makin Terpinggirkan

3 November 2016   22:57 Diperbarui: 3 November 2016   23:45 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Indonesia memang makin terpinggirkan.

Maka wajar, hasil Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih rendah dibandingkan mata pelajaran Bahasa Inggris. Terus semua orang bilang, bahasa Indonesia lebih susah daripada bahasa Inggris. Mungkin maksudnya, ketidakpedulian terhadap bahasa Indonesia itulah yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia. Lha kan, orang tuanya lebih bangga jika anak-anaknya fasih berbahasa Inggris. Bahasa Indonesia sih gak usah dipelajari … katanya.

Agak ironis memang. Bahasa Indonesia makin terpinggirkan.

Biarpun Sumpah Pemuda sudah 88 tahun lamanya dan salah satu butirnya bertekad “menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan”.  Tapi nyatanya, para pemakai bahasa Indonesia malah semakin tidak peduli, semakin liar hingga bermunculan masalah-masalah bahasa. Apalagi di bidang politik, semakin tidak bisa dikontrol lagi.

Asal tahu saja,UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan disebutkan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang harus digunakan di seluruh sektor kehidupan. Apakah aturan ini masih tidak jelas? Atau bahasanya masih belum luga? Atau karena kita memang tidak mau peduli, sama sekali tidak peduli?

Bisa jadi, nasib bahasa Indonesia bakal semakin terpinggirkan “di rumahnya sendiri”. Sungguh jika itu terjadi, semata-mata karena sikap kita yang tidak bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Kita lebih memilih berbahasa asing yang dianggap "lebih bergengsi dan lebih keren". Tidak masalah, asal kita sama-sama menyadari. Ketika kita meremehkan bahasa persatuan, maka akan muncul bahasa perpecahan. Bahasa yang memecah belah, bahasa yang saling menghujat. Karena sekarang, kita lebih memilih bahasa yang berbeda. Bukan memilih bahasa yang mempersatukan.

Sekali lagi, bahasa Indonesia tidak sedang baper-an. Tapi bahasa Indonesia sedang mengingatkan kepada semua pemakainya. Hormatilah dan hargailah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan.

Maka hari ini, kita butuh sikap dan kesadaran bersama. Akan arti penting bahasa Indonesia, yang tidak hanya sebatas “pengertian” tapi butuh komitmen untuk “digunakan”. Karena jika tidak, bahasa Indonesai akan semakin sulit bertahan menjadi bahasa pemersatu bangsa. Bahkan mungkin, dalam 10 tahun ke depan, bahasa Indonesia akan dengan sendirinya menjadi “bahasa kelas kedua” di kalangan pemakainya sendiri. Ironis sekali …

Kalau hari ini dan mungkin esok, kita masih bersama dalam suatu bangsa. Masih bisa berinteraksi dan berkomunikasi denganpenuh pengertian dan kesejukan. Bisa jadi, itu semua karena kita menggunakan bahasa yang sama, yaitu Bahasa Indonesia.

Maka sedikit renungan untuk kita, para pemakai bahasa Indonesia.

Akankah bahasa Indonesia tetap eksis di negerinya sendiri, Indonesia? Lalu, sudahkah kita bangga untuk menggunakan bahasa Indonesia? Hingga akhirnya mau untuk merawat dan memelihara bahasa Indonesai yang kita banggakan?

Semua jawabnya, terpulang kepada Anda, para pemakai bahasa Indonesia. #AkuCintaBahasaIndonesia #BahasaIndonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun