Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Boarding School? Karena Tradisinya Tidak Lazim

24 Juli 2016   18:46 Diperbarui: 24 Juli 2016   18:49 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boarding school, sekolah apa itu?

Dulu, saya hanya familiar dengan istilah sekolah itu. Setahu saya, hanya sekolah ber-asrama. Artinya, siswa sekolah dan tinggal di asrama dalam lingkungan sekolah. Hampir mirip dengan pesantren modern. Cuma gimana model dan praktik belajarnya, jujur saya tidak tahu banyak. Tidak terlalu memerhatikan.

Tapi kini, sejak anak saya diterima dan belajar di SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS), saya mulai tahu dan belajar untuk mencari tahu. Walau baru seminggu ini, anak saya mulai tidak tinggal di rumah. Tapi sungguh, saya harus bersyukur sambil eling. Betapa hebatnya boarding school, khususnya yang saya lihat sendiri di SMAN CMBBS.

Kemarin Sabtu, 23 Juli 2016, ketika menengok anak saya dan pas ada undangan rapat orang tua dengan wali kelas. Anak saya, Farid Nabil Elsyarif, siswa baru kelas X IPA SMAN CMBBS. Dia cerita apa yang dilakukan seminggu ini? Katanya, hari-hari di sekolah dan di asrama sangat padat. Di samping mengikuti aktivitas MABIS, tiap hari ia bangun pukul 4.00 pagi, sholat Subuh berjamaah di masjid, lalu sarapan pagi. Setelah itu, pukul 7 pagi berangkat ke kelas untuk belajar hingga waktu Ashar, dan sholat berjamaah di masjid. Setelah itu ada kegiatan ekstra kurikuler diakhir mandi sore. Semua siswa, sebelum maghrib harus sudah di masjid untuk bersiap shollat Maghrib berjamaah, lalu diikuti kegiatan mudakharah di masjid hingga sholat Isya berjamaah. Setiap hari aktivitas mereka, berakhir di makan malam di ruang makan yang disedikan lalu belajar sendiri hingga pukkul 22.00. Lalu istirahat tidur. Berarti, setiap siswa di boarding school setidaknya menghabiskan waktu 18 jam sehari untuk kegiatan belajar, keagamaan, ekskul, dan di asrama.

Saya ppun terkesima mendengan penjelasan anak saya. “Luar biasa dan  padat sekali ya, Nak!” kata saya. Seandainya saya yang melakukan itu sekarang, sudah dipastikan saya tidak mampu. Entah karena apa?

Lalu saya sedikit bertanya kepada anak saya Farid. “Lalu, kamu merasa kangen gak sama Abi dan Ibu, Nak?” Jawabnya, sederhana. “Kangen tapi mau diapain, kan harus ikut kegiatan di sekolah dan asrama”. Sungguh, saya hanya bisa terdiam, termenung takjub.

Boarding school, memang luar biasa. Mengapa?

Karena pagi ini, Minggu 24 Juli 2016, saya kembali ke asrama untuk mengajak jalan-jalan ke luar sekolah. Karena tiap hari minggu, siswa SMAN CMBBS boleh pergi ke luar sekolah asal izin kepada wali asrama.

Tolong disimak, ini hari Minggu pagi. Seusai program bersih-bersih dan berbenah kamar. Di Masjid SMAN CMBBS, saya mendapati beberapa siswa boarding school CMBBS yang sedang mengaji, tadarus Al Qur’an. Sungguh, anak SMA berada di Masjid dan mengaji di hari Minggu sangatlah luar biasa. Mungkin ini bagian dari cara mereka untuk "memenuhi target" hafiz 13 juz hingga tamat dari sekolah ini, 3 tahun ke depan. Buat saya, pendidikan di boarding school, luar biasa!

Sementara anak-anak SMA umum yang lain, utamanya yang di rumah dan tinggal bersama orang tua sedang bersantai ria atau menikmati “family time’ kata mereka. Di hari Minggu, mungkin anaknya sudah mengajak ke sana ke mari. Atau sebaliknya, orang tua yang sudah membuat jadwal pergi ke sana atau ke sini. Semua itu lazim terjadi ada anak-anak yang sekolag tidak di asrama.

Sekali lagi, mengapa boarding school? Jawabnya, luar biasa.

Di boarding school, mungkin pendidikan tidak hanya dilihat dari soal akademis atau kepintaran semata. Tapi ada ajaran moral, iman dan akhlak anak-anak yang dididikk di boarding school. Setidaknya, “hawa akhlakul karimah” ada pada anak-anak boarding school, sekalipun anak baru. Mereka mudah dan nyaman untuk membentuk dirinya sendiri. Sebagai anak-anak yang tidak hanya pintar secara akademis, tapi punya iman dan akhlak yang kokoh.

Sekali lagi, di tempat lain, tidak banyak anak atau orang tua yang mau melakukan tradisi Minggu pagi dengan mengaji, tadarus. Tapi di boarding school, pemandangan itu lazim terjadi di Minggu pagi. Alhamdulillah sebagai orang dewasa, saya bisa belajar lagi dari mereka, dari kehidupan anak-anak boarding school.

Jadi boarding school di mata saya, adalah solusi dan model imunitas anak dari pengaruh negatif akibat kemajuan zaman. Apalagi di tengah hantaman teknologi yang kian terbuka, di tambah orang tua yang “katanya” justru sibuk bekerja untuk membiayai mereka. Jujur saja, anak-anak remaja atau di usia SMA saat ini sangat rentan dengan berbagai risiko, baik pergaulan, narkoba, gaya hidup, hingga ketidaktertiban hidup.

Tapi di boarding school, mereka tidak mengenal TV, tidak boleh menggunakan HP, tidak memakai laptop. Bahkan uang di domet pun tidak boleh lebih dari 100 ribu. Setiap bertemu mengucap salam, mencium tangan orang tua siapapun jika bertemu. Hingga ada aturan main dalam makan maupun berpakaian. Mereka hidup seperti di zaman dulu, tanpa fasilitas apapun. Hanya fokus belajar, berkegiatan yang positif, dan mandiri. SEMUA ITU PENTING untuk anak-anak zaman sekarang. Boarding School, karena tradisinya tidak lazim.

sujud-5794ab016f7a616a18a60764.jpg
sujud-5794ab016f7a616a18a60764.jpg
Mengapa boarding school?

Melalui foto dalam tuisan ini, saya hanya bisa menjawab dalam hati saja. MODEL PENDIDIKAN yang orang tua, bahkan negara butuhkkan saat ini. BOARDING SCHOOL. Atau Anda pun bisa menjawabnya sendiri, mengapa boarding school?

Anak-anak boarding school, buat saya. Merekalah, para zurriyyah qurrota a’yun; anak-anak yang menyenangkan hati.... Semoga pendidikan dan bangsa ini lebih baik ke depannya. Karena ditumbuhi oleh anak-anak boarding school …. Barakallah Nak !! @SMAN CMBBS Pandeglang, Minggu 24 Juli 2016. #BoardingSchool

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun