Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Boarding School? Karena Tradisinya Tidak Lazim

24 Juli 2016   18:46 Diperbarui: 24 Juli 2016   18:49 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di boarding school, mungkin pendidikan tidak hanya dilihat dari soal akademis atau kepintaran semata. Tapi ada ajaran moral, iman dan akhlak anak-anak yang dididikk di boarding school. Setidaknya, “hawa akhlakul karimah” ada pada anak-anak boarding school, sekalipun anak baru. Mereka mudah dan nyaman untuk membentuk dirinya sendiri. Sebagai anak-anak yang tidak hanya pintar secara akademis, tapi punya iman dan akhlak yang kokoh.

Sekali lagi, di tempat lain, tidak banyak anak atau orang tua yang mau melakukan tradisi Minggu pagi dengan mengaji, tadarus. Tapi di boarding school, pemandangan itu lazim terjadi di Minggu pagi. Alhamdulillah sebagai orang dewasa, saya bisa belajar lagi dari mereka, dari kehidupan anak-anak boarding school.

Jadi boarding school di mata saya, adalah solusi dan model imunitas anak dari pengaruh negatif akibat kemajuan zaman. Apalagi di tengah hantaman teknologi yang kian terbuka, di tambah orang tua yang “katanya” justru sibuk bekerja untuk membiayai mereka. Jujur saja, anak-anak remaja atau di usia SMA saat ini sangat rentan dengan berbagai risiko, baik pergaulan, narkoba, gaya hidup, hingga ketidaktertiban hidup.

Tapi di boarding school, mereka tidak mengenal TV, tidak boleh menggunakan HP, tidak memakai laptop. Bahkan uang di domet pun tidak boleh lebih dari 100 ribu. Setiap bertemu mengucap salam, mencium tangan orang tua siapapun jika bertemu. Hingga ada aturan main dalam makan maupun berpakaian. Mereka hidup seperti di zaman dulu, tanpa fasilitas apapun. Hanya fokus belajar, berkegiatan yang positif, dan mandiri. SEMUA ITU PENTING untuk anak-anak zaman sekarang. Boarding School, karena tradisinya tidak lazim.

sujud-5794ab016f7a616a18a60764.jpg
sujud-5794ab016f7a616a18a60764.jpg
Mengapa boarding school?

Melalui foto dalam tuisan ini, saya hanya bisa menjawab dalam hati saja. MODEL PENDIDIKAN yang orang tua, bahkan negara butuhkkan saat ini. BOARDING SCHOOL. Atau Anda pun bisa menjawabnya sendiri, mengapa boarding school?

Anak-anak boarding school, buat saya. Merekalah, para zurriyyah qurrota a’yun; anak-anak yang menyenangkan hati.... Semoga pendidikan dan bangsa ini lebih baik ke depannya. Karena ditumbuhi oleh anak-anak boarding school …. Barakallah Nak !! @SMAN CMBBS Pandeglang, Minggu 24 Juli 2016. #BoardingSchool

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun