Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puasanya Surti: Tertunduk Malu

12 Juni 2016   14:22 Diperbarui: 12 Juni 2016   14:30 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit pun semakin gelap. Waktu Sholat Isya sebentar lagi tiba. Surti bangkit dari tempat duduknya. Ia berkata, “Ya Mas. Aku hanya ingin sadar. Bahwa MALU itu penting. Karena MALU dan IMAN adalah pasangan. Maka sempurnakanlah, jangan pisahkan keduanya. Seperti sabda Nabi SAW, “Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan”.

“Entah, kadang kita semakin tidak paham. Mengapa banyak orang bangga bisa mencaci maki orang lain. Sementara aku berpikir, sangat malu bila tindakanku tidak lebih baik daripada kata-kataku” lanjut Surti.

Ucapan terakhir Surti itu makin membuat Tono terkesima. Ia terdiam, tak mampu berkata-kata lagi. Ia kagum, bercampur haru. Mungkin obrolan ini, wujud dari berkah di bulan puasa. Obrolan yang penuh hikmah, dan penuh makna. Tono pun tersandar di kursinya, sambil berpikir dalam-dalam bahwa MALU itu bukan HANTU..... Tertunduk MALU itu PERLU …. #PuasanyaSurti

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun