Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenali Cash Flow Pribadi; Mengubah Cara Ngaco Investasi

28 Mei 2016   18:47 Diperbarui: 9 Agustus 2016   21:04 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin di antara kita pernah mengalaminya?

Lagi enak-enak nonton film di bioskop, tahu-tahu ada yang telpon sambil bersuara keras minta kita segera bayar hutang yang jatuh tempo. Baru mau nonton, tiba-tiba disuruh bayar tagihan hutang. Entah, kartu kredit, entah pinjaman darurat. Lantas saja, konsentrasi nonton jadi buyar. Bisa jadi, malah bete karena orang nagihnya sambil marah-marah.

Masalahnya jadi makin rumit. Kalau ternyata, saat disuruh bayar hutang justru kita lagi tidak ada uang. Buat nonton saja pas-pasan, apalagi disuruh bayar hutang.

Pertanyaannya, kenapa kondisi itu bisa terjadi?

Jujur saja, itu Cuma persoalan cash flow. Soal tata kelola keuangan yang kita miliki. Sederhananya soal “pengeluaran” dan “pendapatan”. Mana yang lebih besar, pengeluaran atau pendapatan?

Semua orang, apalagi orang kerja pasti punya gaji alias pendapatan. Hanya saja, kalau diibandingkan dengan pengeluaran bisa jadi tidak seimbang. Pendapatan belum tentu seimbang dibandingkan pengeluaran. Cash flow akan masalah jika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Maka, mengatur cash flow sungguh sangat penting.

Kalau ada orang yang punya gaji atau pendapatan tapi tidak bisa bayar hutang. Sudah dapat dipastikan cash flow-nya bermasalah. Kita berarti tidak bisa mengatur tata kelola keuangan sendiri. Pendapatan lebih kecil daripada pengeluaran, saat itulah cash flow bermasalah.

Cash flow memang sepintas terlihat mudah. Tapi harus disadari, cash flow itu memegang peran penting dalam tata kelola keuangan pribadi. Cukup atau tidak cukupnya gaji, sangat dipengaruhi kemampuan mengelola cash flow. Dan cash flow sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, sikap konsumerisme, cara pandang tentang uang, cara pandang tentang masa depan, dan kebiasaan menabung atau investasi.

Terkadang cash flow juga mempengaruhi “jatuh bangun” keuangan pribadi. Sehat atau tidak sehatnya kondisi keuangan seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuan mengelola cash flow. Karena cash flow bergantung pada pendapatan (Cash IN) dan pengeluaran (Cash OUT). Untuk itu, penting mengenali 5 jenis cash flow yang terjadi pada setiap pribadi, seperti di bawah ini:

1. Cash IN LEBIH BESAR dari Cash OUT. Ini pertanda keuangan pribadi sehat sekali karena pengeluaran lebih sedikit dari pendapatan.

2. Cash IN SAMA DENGAN dari Cash OUT. Ini pertanda keuangan pribadi yang rentan dan berpotensi masalah karena pendapatan sama besarnya dengan pengeluaran.

3. Cash IN LEBIH KECIL dari Cash OUT. Ini pertanda keuangan pribadi dalam keadaan kritis dan kekurangan kkarena pendapatan lebih kecil dari pengeluaran. Masalah akan timbul karena mulai berhutang dan meminjam uang.

4. NO Cash IN HANYA Cash OUT. Ini pertanda keuangan pribadi yang “sakit keras” dan berpotensi pailit alias miskin karena tidak ada pemasukan namun pengeluaran tetap ada. Bersiap jual rumah dan aset yang ada hingga ludes.

5. NO Cash IN, NO Cash OUT. Ini pertanda keuangan pribadi sudah tidak mampu sama sekali alias miskin sekali karena tidak ada pendapatan dan tidak ada pengeluaran. Sistem ekonomi pribadi sudah tidak berjalan, bisa jadi “mati suri”.

sing1-57a9e2c4ae7e616327c00e0f.jpg
sing1-57a9e2c4ae7e616327c00e0f.jpg

Cash flow, bisa bermasalah bisa tidak bermasalah.

Cash flow sudah pasti ujung-ujungnya uang. Cukup atau tidak cukup mengelola pendapatan berbanding pengeluaran.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mengatur cash flow?

Tidak ada resep yang paling jitu dalam mengatur cash flow selain diri sendiri. Menjadi diri yang tidak terbuai oleh gaya hidup, menjjadi diri yang tidak nafsu konsumtif. Bahkkan jika perlu, mulai mengubah cara pandang agar setiap gajian bisa cukup dan bahkan bisa ada yang ditabung untuk investasi. Untuk mengatur cash flow, setiap kita perlu belajar financial planning alias perencanaan keuangan.

Caranya bagaimana mengatur cash flow?

Tidak ada juga cara yang paling jitu mengatur cash flow selali diri sendiri. Karena kita yang paling tahu kondisi keuangan kita. Kita juga yang paling tahu cukup atau tidak cukup gaji kita. Tapi salah satu cara yang bisa diterapkan adalah memastikan Cash IN LEBIH BESAR dari Cash OUT, pendapatan harus lebih besar dari pengeluaran. Jangan sampai pengeluaran lebih besar dari pendapatan.

Mulailah memahami besaran gaji atau pendapatan, mengkalkulasi pengeluaran, dan mau berubah untuk hidup lebih ekonomis alias prihatin. Tidak perlu membeli apapun hanya karena INGIN, tapi belilah karena BUTUH. Jujur pada diri sendiri, mana yang BUTUH dan mana yang INGIN?

Mengatur cash flow, tentu dapat dilakukan oleh siapapun. Pekerjaan apapun, gaji berapapun.

Masalahnya hanya mau atau tidak. Mau berubah dan mau menata cash flow sendiri. Misalnya, mulai mengubah cara pandang kita dalam menggunakan uang. Caranya, bisa dengan menjalankan prinsip Cash Flow 70:20:10. Artinya, dari pendapatan 100% setiap bulan yang diterima mulai dialokasikan dengan  prinsip 70% untuk memenuhi kebutuhan dan operasional bulan, 20% untuk cadangan dan keperluan darurat, dan 10% untuk tabungan atau investasi.

Dengan begitu, maka cash flow akan dapat dikendalikan dan mulai tertata baik. Pendapatan pastinya lebih besar daripada pengeluaran. Cash flow yang sehat, cash flow yang tidak bikin pusing setiap bulan. Mengenali cash flow pribadi; mengubah cara ngaco investasi.

Kembali ke soal hutang, pastikan cash flow tetap mampu membayar hutang. Namun, jika prinsip Cash Flow 70:20:10 diterapkan maka dipastikan hutang tidak akan pernah terjadi.

Dan hal yang paling penting, jika prinsip cash flow 70:20:10 diterapkan maka kita sudah memasuki era baru, era untuk menabung atau investasi. Era dimana kita mulai menyisihkkan sebagian pendapatan untuk tabungan atau investasi di masa depan. Untuk mempersiapkan kehidupan di masa depan yang lebih baik dari sekarang.

Alokasi 10% untuk tabungan atau investasi harus mulai dilakukan. Terserah di mana saja, dan dalam bentuk apapun. Intinya, mulai menabung atau investasi.

Jujur, investasi tidak sulit dilakukan. Investasi pun dapat dilakukan dalam besaran rupiah yang kecil sekalipun. Karena prinsip investasi sederhana, sedikit demi sedikit akan menjadi bukit. Asalkan kita mau memulai investasi atau menabung sejak dini, selagi masih ada waktu. Setelah itu, mulailah belajar tentang instrumen investasi yang menguntungkan. Investasi yang menguntungkan dimana saja, dalam bentuk apa saja. Karena investasi untuk menyiapkan masa depan kita menjadi lebih baik, lebih sejahtera.

Kini, kita sudah tahu.

Mengenali Cash Flow Pribadi; Mengubah Cara Pandang Investasi. Karena kita sudah merencanakan hari esok mulai hari ini.

Karena cash flow, susah-susah gampang. Atau juga gampang-gampang susah. Satu hal yang dibutuhkan, komitmen kita menyikapi uang dengan bijak. Sikapi Uang dengan bijak. Seperti kata Franncis Bacon, “Uang bisa menjadi hamba yang baik, namun ia bisa pula menjadi tuan yang buruk. Tergantung, siapa yang menggunakannya”. Maka penting, mengenali cash flow pribadi; mengubah cara ngaco investasi. #SadarAkanUang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun