Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Preman Aja Pensiun, Apalagi Orang Kerja: Inikah Fakta Masa Pensiun Kamu?

18 Mei 2016   21:09 Diperbarui: 18 Mei 2016   21:55 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setidaknya, ada beberapa fakta yang ‘menggelitik” soal hari tua dan masa pensiun. Fakta hari tua dan pensiun orang Indonesia. Biar kita bisa bersiap diri, biar jadi referensi kita.

FAKTA SATU, dari sekitar 120 juta tenaga kerja aktif di Indonesia, saat ini baru sekitar 9 juta pekerja yangmemiliki program pensiun/hari tuaatau hanya mencapai 7,5% (Biro Dana Pensiun Bapepam-LK, 2012). Kebayang gak yang lainnya, gimana saat pensiun tiba?

FAKTA DUA, tingkat kesenjangan proteksi orang Indonesia mencapai 77%. Artinya, dari kebutuhan proteksi orang Indonesia baru bisa dipenuhi sebesar 23%. Menurut survei, orang Indonesia mnembutuhkan dana proteksi senilai Rp. 137 juta, namun saat ini yang baru ter-cover hanya sebesar Rp. 31 juta. Masih banyak kurangnya. Wajar kalo pas sakit, biayanya jadi gak sanggup. Kebayang gak, kalo kita yang sakit hari ini?

FAKTA TIGA, hanya 2 dari 5 orang Indonesia yang SIAP menghadapi risiko di masa pensiun. Berarti, ada 60% dari kita yang gak siap untuk menerima risiko di masa depan, termasuk risiko di hari tua dan masa pensiun. Kebayang gak, di masa pensiun dari mana kita bisa penuhi kebutuhan kalo gak siap?

FAKTA EMPAT, masih ada39% orang Indonesia yang percaya bahwa mereka akan bergantung pada anak-anak mereka saat di hari tua/pensiun. Artinya, ada 4 dari 10 orang Indonesia yakin masa pensiunnya akan diurus dan dipenuhi oleh anak atau keluarganya. Kalo anak-anaknya hidup sejahtera gak masalah. Tapi kalo anaknya pas-pasan, apa gak jadi beban. Kebayang gak kita tinggal di rumah anak saat pensiun?

Dan terakhir FAKTA LIMA, tabungan rata-rata masyarakat Indonesia hanya mencukupi kebutuhan hidup selama 11 minggu saja. Itu berarti, uang di tabungan hanya cukup 3 bulang doang. Kebayang gak, saat hari tua atau masa pensiun gak punya uang sama sekali?

Ingat lho, usia harapan hidup orang Indonesia saat ini sudah mencapai 75 tahun. Artinya, kalo pensiun di umur 55 tahun maka masih ada 20 tahun kehidupan yang harus dilalui seorang yang sudah jadi pensiunan. Terus mau gimana hidup di masa pensiunnya?

Preman aja pensiun kalo udah merasa gak mau lagi di jalanan. Orang kerja juga harus pensiun kalo usia pensiunnya tiba. Masalahnya, kita siap gak untuk pensiun, untuk menjalani hari-hari tua saat gak bekerja lagi.

Hari tua, masa pensiun sungguh harus dipersiapkan sejak dini. Jangan ditunda lagi. Mulai saja ikuti program pensiun. Untuk masa pensiun yang sejahtera. Agar  gaya hidup di masa pensiun gak jauh beda dengan masa ketika bekerja. Itu juga kalo kita punya cukup uang di saat pensiun. Nah, kalo gak gimana?

Hari tua kita. Masa pensiun kita. Siapa lagi yang bakal mikirin kalo bukan kita sendiri? PENSIUN, bukan cuma soal mental tapi juga kesiapan finansial lho. Bersiap PENSIUN, kalo gak sekarang kapan lagi. Kalo bukan kita, siapa lagi?

Bekerjalah untuk hari ini, bersiaplah untuk hari tua. Preman aja pensiiun, apalagi orang kerja … A Leader for employee benefits .....#SadarPENSIUN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun