Emang apaan aja sih racun dalam hidup, racun dalam diri?
Lha emang kamu gak tahu. Banyak racun yang ada dalam diri tiap manusia. Setiap orang pasti punya potensi racun. Cuma ada yang bisa kendalikan, ada yang gak bisa dikontrol. Namanya juga racun, kalo dibiarkan bisa menjalar. Kalo segera diketahui bisa diredam.
Â
KESOMBONGAN itu racun. Karena orang yang sombong itu cenderung menolak hal-hal yang baik. Orang sombong adrenalin hidupnya selalu negatif. Jika sombong menumpuk dalam pikiran dan hati, maka itulah racun terbesar yang bisa menutup kebenaran. Orang sombong itu merasa lebih superior dan sukses dibanding orang lain. Wajar kalo akhirnya gak punya empati karena keakuannya yang dominan.
Â
Racun lainnya adalah KEMALASAN. Niat kamu sudah benar tapi sayang kamu sering menunda-nunda karena malas. Terlalu cepat jenuh membaca, belajar. Bahkan kerja pun gak rajin. Pemalas, baru sedikit ikhtiar sudah berharap hasil yang luar biasa. Manusia gak pernah bisa mencapai yang diharapkan tanpa usaha dan pengorbanan. Malas itu mematikan, racun kehidupan. Tidak ada orang sukses atau kaya tapi malas.
Â
KETIDAKPEDULIAN juga racun hidup manusia. Tidak peka dan tidak peduli atas apa yang terjadi di dekat kita. Banyak orang sudah tidak bisa membedakan orang susah dan senang, gak tahu orang lapar dan kenyang. Karena sudah tidak peduli. Inilah racun yang bikin kekacauan dalam hubungan antar manusia. Gak ada lagi perhatian dan kepedulian. Ignorance, semua terjadi seolah karena nasib. Gak percaya lagi pada bantuan dan perhatian orang lain. Gak punya empati, hingga gak peduli orang lain menderita. Racun tidak peduli namanya.
Â
EGOISME kamu itu racun. Merasa lebih penting dari yang lain. Merasa paling benar. Merasa paling berarti dari yang lain. Gak ada lagi keseimbangan dalam hidup. Berat sebelah, berpihak pada diri sendiri. Egois atau keakuan membuat hidup tidak lagi seimbang. Gak bisa menerima realitas. Gak ada lagi kebersamaan. Semua terserah diri kita, pikiran kita  Maka egoisme, menjadi racun terbesar yang membuat manusia bersikap apatis.
Â
Maka wajar kamu akhirnya mengidap racun gemar PERTIKAIAN. Lebih senang konflik, doyan bertikai. Prinsipnya yang penting asal beda. Saling mendebat, bermusuhan sekalipun hanya sebab calon pemimpin. Semua aspek dilihat dari segi permusuhan, saling menyalahkan. Sungguh, racun ini mudah melahirkan luka perasaan dan dendam pada siapapun, akibat soal apapun. Ketika kamu gak mampu mengelola emosi dan egoisme maka disitulah pertikaian muncul.