Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengejar yang Sia-sia; Hidup Bak Meneguk Air Laut

16 Januari 2016   08:23 Diperbarui: 16 Januari 2016   17:37 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengejar hal yang sia-sia. Mburu kidang lumayu.
Di dunia ini, banyak orang mengejarnya. Tapi gak banyak orang tahu yang dikejar itu sia-sia. Dunia memang begitu menggoda. Kenikmatan, kemewahan, keindahan. Sungguh, hanya sesaat saja. Lalu terjerembab ke dalam kesenangan semu. Sungguh, dunia ini ibarat air laut, semakin kita meneguknya, maka kita semakin haus. Semakin mengejar dunia, semakin terpedaya olehnya.

Mengejar hal yang sia-sia. Mburu kidang lumayu.
Apa yang dikejar di dunia ini?

Harta. Seperti kisah Qarun, manusia yang paling kaya pada masanya, namun akhirnya terhinakan oleh kekayaannya sendiri.

Jabatan. Seperti Fir’aun, raja tersohor yang tak segan mengakui dirinya sebagai tuhan dan membuat hukum seenaknya, manusia paling angkuh di dunia, sombong dan melampaui batas pada akhirnya pun mati dalam keadaaan hina dan dihinakan dengan jabatan kekuasaannya.

Jadi, apa yang dikejar selama hidup di dunia ini ?

Mengejar hal yang sia-sia.
Dalam filsafat Jawa disebut Mburu Kidang Lumayu. Mengejar materi, uang. Berjuang gak ada habis-habisnya. Mati-matian mempertahankan hidup. Menghabiskan waktu hanya untuk bersenang-senang dengan dunia. Lalu meninggalkan seruan kebaikan. Beralih pada seruan kemaksiatan. Sungguh, semua itu sia-sia.

Mengejar hal yang sia-sia.
Di negeri tercinta ini, betapa banyak elit politik saling berebut kekuasaan. Lalu disalahgunakan hingga masuk penjara. Betapa banyak orang yang membela mazhab tertentu, lalu menyakiti dan membunuh orang yang tidak bersalah. Betapa banyak di antara kita yang berdebat, bersengketa, berseteru tiada akhir. Hingga semuanya semakin tidak jelas, semakin ribet dan ujungnya berakhir sia-sia. Sedih sekali, kita sedang mengejar yang sia-sia. Kita ini semu srmata di dunia.

Mengejar hal yang sia-sia. Mburu kidang lumayu.
Kita sering lupa. Semua yang ada di dunia ini, perlahan-lahan akan pergi. Meninggalkan kita. Paras cantik pun sia-sia ketika kerutan menandai usia semakin senja. Harta melimpah pun gak akan bisa menjamin ketenangan hidup. Jabatan tinggi yang dulu diperebutkan, kelak malah menjadi amal yang memberatkan timbangan keburukan. Sekali lagi, semua yang ada di dunia ini akan pergi dan meninggalkan kita. Dunia akan berakhir dan berganti akhirat, cepat atau lambat. Lalu, apa yang dikejar di dunia ini?

Mengejar hal yang sia-sia. Mburu kidang lumayu.
Lalu bertanya, apakah kita sudah cukup atau masih kurang? Kita sering lupa, di dunia ini tidak ada hal yang baru. Semua yang terjadi saat ini, sudah pernah terjadi di masa sebelumnya. Orang bekerja hanya untuk mengisi perut gak akan ada habisnya.

Mengejar harta dan kesempurnaan di dunia tidak akan pernah ada habis-habisnya. Semua yang ada di kolong langit ini adalah kesia-siaan. Sungguh, kita hanya perlu memperbaiki jerih payah kita kepada Allah, sang pencipta.


Mengejar hal yang sia-sia. Mburu kidang lumayu.
Sadarilah. Karena masih ada yang tidak sia-sia. Yaitu, mengejar sesuatu untuk berbuat kebaikan. Bukan dibalik, melakukan kebaikan demi sesuatu.

Lalu, apa yang harus kita lakukan agar tidak sia-sia ? Agar tidak mburu kidang lumayu?
Sederhana saja. Kita, gak usah menyombongkan diri atas apa yang sedang dikejar, sombong diri atas apa yang belum ada. Mengejar kebaikan di dunia lebih penting daripada mengejar materi. Dan gak usah memaksakan diri di dunia ini, dalam hal apapun dan untuk apapun.

Waktu ini terlalu mahal untuk ditukar dengan kesia-siaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun