Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Kamu Menanjak, Maka Terasa Berat

17 Oktober 2015   08:44 Diperbarui: 17 Oktober 2015   09:45 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan kamu sedang menanjak, maka terasa berat.
Seperti orang yang naik gunung. Ada tanjakan, ada turunan. Bisa jadi kamu terjatuh karena tidak hati-hati. Naik gunung, kamu harus lawan dinginnya angin, curamnya jurang. jauhnya perjalanan. Bahkan angkuhnya puncak gunung. Di situlah kadang kamu butuh istirahat, untuk bangkit dan kembali melakukan perjalanan. Agar kamu sampai di tujuan perjalanan pendakian.

Jalan kamu sedang menanjak, maka terasa berat.
Keadaan itu juga bisa atau sedang terjadi dalam hidup kita. Jalan yang sedang kita lalui sekarang ini, hari ini. Karena dalam hidup, tidak semua jalan yang kita lalui adalah lurus dan mulus. Kadang berbelok-belok, kadang berbatu, kadang berlubang. Kadang menanjak, kadang menurun, bahkan sesekali menemukan jalan buntu. Wajar kalo terasa berat.

Jalan kamu sedang menanjak, maka terasa berat.
Lalu, mengapa kamu berhenti berjalan? Mengapa kamu tidak meneruskan perjalanan itu? Sungguh, kamu terlalu sering melibatkan perasaan dan pikiran yang salah. Terlalu cepat menyalahkan keadaan. Terlalu banyak MENGELUH. Lantas, lupa bahwa jalan kamu sedang menanjak….

Jalan kamu sedang menanjak, maka terasa berat.
Kamu gak pantas mengeluh. Karena mengeluh itu bukan solusi. Justru kamu harus TUNDUK saat MENANJAK, TEGAK saat menurun.

Jalan kamu sedang menanjak, maka terasa berat.
Kenapa kamu mengeluh. Kenapa kamu mencari-cari alasan untuk mulai menyalahkan keadaan. Hingga berhenti berusaha. Kamu gampang banget melupakan tujuan perjalanan yang dulu udah kamu tetapkan. Mengapa kamu tiba-tiba berubah. Menjadi pribadi yang suka beralasan, suka mencari kambing hitam dari masalah yang kamu hadapi. Sungguh, kamu terlalu cepat berhenti dari tujuan semula. Kamu lupa jalan sedang menanjak, maka terasa berat. Harusnya kamu, TUNDUK saat MENANJAK, TEGAK saat menurun.

Kamu yang ingin kuliah, maka wajar tugas kuliah banyak dan berat. Kamu yang piliih untuk bekerja, wajar pekerjaan kamu berat dan melelahkan. Kamu juga yang ingin punya anak, bukan hanya wajar tapi kamu wajib mendidiknya. Kamu yang pengen menikah, wajar kamu harus merawat dan memeliharanya. Kamu yang pilih apapun kegiatan yang kamu ikuti, wajar kamu harus sediakan waktu untuk kegiatan itu. Semua itu tentu terasa berat melakukannya. Butuh waktu dan tenaga. Terasa capek. Mungkin kadang stress, sumuk. Lalu mengeluh, mengeluh. Apalagi menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain. Sungguh, kamu tidak pantas mengeluh. Karena jalan hidup kamu sedang menanjak, maka terasa berat.

Hidup itu berputar, jalan pun berliku. Tak selamanya langit biru, kadang ada awan mendung menggantung. Tak selamanya hujan, kadang ada panas yang terik. Hidup ini silih berganti dan tak ada yang abadi. Jalan kadang menanjak, kadang menurun bahkan bisa buntu. Begitulah hidup dan semuanya berjalan sesuai kehendak-Nya.

Jalan kamu sedang menanjak, maka terasa berat.
Saat jalan menanjak, kamu harus lebih hati-hati, mawas diri, dan tetap rendah hati. Saat jalan menurun, kamu pun harus tetap bisa menikmati dan mensyukuri, tetap tegar, tetap gagah, dan berbesar hati. TUNDUK saat MENANJAK, TEGAK saat menurun.

Sahabat, Allah tidak akan pernah memberikan apapun yang melebihi kapasitas kemampuan kta. Gak usah menyerah, gak usah mengeluh. Tak perlu mencari alasan, tak perlu menyalahkan keadaan. Karena jalan kamu sedang menanjak, maka terasa berat.

Sahabat, tunduklah saat menanjak dan tegaklah saat menurun. Kamu punya keyakinan untuk bangkit jauh lebih besar daripada memikirkan masalah atau perjalanan kamu.

Satu saja untuk kamu, sahabat.
TUNDUKLAH saat MENANJAK, TEGAKLAH saat menurun.
#BelajarDariOrangGoblok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun