Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Program Pensiun

4 Mei 2015   23:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:22 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14307565781238133039

Kerja di usia muda itu harus. Tapi sejahtera di masa pensiun juga perlu. Untuk apa kerja terus tapi masa pension tidak berkepastian. Jadi, kerja sebenarnnya untuk apa? Tentu, untuk memenuhi kebutuhan hidup hari ini. Dan akan lebih baik bila juga mempersiapkan hidup yang lebih baik setelah pensiun.

Lalu, apa yang harus disiapkan?

Selagi kerja, milikilah program pensiun. Program yang digagas untuk memberikesinambungan penghasilan di saat pensiun. Program pensiun untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup saat kita tidak bekerja lagi.

[caption id="attachment_414987" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Pribadi - Program Pensiun"][/caption]

Dari sekarang, kita harus mulai mempersiapkan program pensiun. Sesuai dengan kemampuan dan kondisi finansial kita. Sebagai pekerja, kita perlu mengusulkan agar perusahaan tempat kita bekerja mau menyediakan program pensiun. Dan sebagai perusahaan, kita juga perlu merancang program pensiun yang sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan. Untuk apa? Tujuannya untuk memacu produktivitas pekerja dalam mencapai target perusahaan.

Mengapa program pensiun penting?

Karena masih banyak pekerja yang tidak memiliki program pensiun. Pekerja yang punya JHT tidak lebih dari 13 juta orang. Pekerja yang punya program DPLK tidak lebih dari 4 juta orang. Bahkan, tingkat literasi dana pensiun di Indonesia hanya 2%. Artinya, hanya 2 dari 100 orang yang siap memasuki masa pensiun dengan sejahtera.

Lalu, apa yang bisa dilakukan sekarang?

Hanya satu saja, pastikan setiap kita, pekerja atau perusahaan memiliki program pensiun sebagai bagian dari fasilitas program kesejahteraan karyawan (employee benefits). Untuk memiliki program pensiun, kita dapat mengikuti program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)yang ada di pasaran. Kepesertaan DPLK terbuka bagi siapa saja dan dapat diikuti oleh pekerja baik secara korporat maupun perorangan. Besarnya iuran pun bersifat fleksibel, sesuai dengan kemampuan perusahaan danatau pekerja.

Sudahlah, jangan dipikirkan doang. Mulailah persiapkan masa pensiun kita. Agar lebih sejahtera dan nyaman. Karena jika tidak sekarang, kapan lagi. Jangan menunggu saat masa pensiun tiba. Terlambat dan akan semakin menjadi beban. Untuk apa kita bekerja keras di saat muda, tapi tidak sejahtera di saat tua/pensiun. Mulailah untuk menjadi peserta program pensiun dari sekarang.

A Leader for Employee Benefits.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun