Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kebanyakan Bengong

25 Maret 2015   21:52 Diperbarui: 27 Mei 2016   22:07 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan bengong. Alias keder, cengok. 

Biasanya sih orang yang kebanyakan bengong itu lagi galau. Bete. Segala rupa dipikirin, segala rupa dikomenin. Pantas aja, hdupnya gak tenang, gelisah. Kebanyakan bengong, bikin makan gak enak. Suka bengong sendiri, tidur jadi gak nyenyak. Ngeri banget ya, lama-lama mungkin suka ngomong sendiri dong. Semoga aja gak lupa sama Tuhan.

Udah ahh, jangan kebanyakan bengong. Gak bagus, kata orang tua kita.

Takut kesambet kalo kebanyakan bengong. Gak tahu kesambet apaan?

Iya, bengong. Alias sawan. Alias cengok. Terasa “blank” aja, terdiam seperti kehilangan akal. Akhirnya ngelamun. Terus, terbengong-bengong. Coba deh praktikin, saat kamu terbengong sambil ngaca ... Cakep.

Kebanyakan bengong.

Agak aneh sih. Zaman udah makin maju. Teknologi makin canggih. Pendidikan juga makin tinggi-tinggi. Tapi sekarang, makin banyak juga orang yang bengong. Di jalan, di bus, di mobil, di sekolah, di kantor ...... ada aja yang bengong. Lagi-lagi, gak tahu apa yang bikin mereka bengong. Kenapa juga bisa sampe bengong? Gak tahu apa yang dibengongin hehe.

1427295136313062316
1427295136313062316

Dulu, emang banyak orang bengong. Tapi sebabnya jelas. Pacarnya direbut orang, langsung bengong. Di rumah sendirian, gak tahu apa yang mau dikerjain akhirnya bengong. Pengen jajan tapi gak punya duit, jadinya bengong doang. Pengen hidup kayak orang lain, gak kesampean terpaksa bengong lagi. Iya bengong. Seperti kita sedang nonton sulap, merasa aneh dan merasa kok bisa ya terjadi. Itulah bengong. Ya, itu dulu, bengong kayak gitu gejalanya.

Tapi sekarang, bengong udah makin dahsyat. Orang bengong juga makin banyak. Gak tahu atas sebab apa? Orang bengong kalo ditanya jawabnya gak nyambung. Orang bengong tatapannya kosong. Gak jelas, apa yang ada di pikirannya. Kadang serem juga ngelihat orang bengong sekarang. Matanya kayak ngelotot tapi pikirannya kosong. Alias bengong. Ngeri rada-rada takut gitu ama orang bengong hehe. Serem banget ya, orang bengong.

 Terus, emang kenapa sih bisa bengong ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun