Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Dari Orang Goblok

24 Maret 2015   23:18 Diperbarui: 25 Juli 2018   22:21 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar dari orang goblok.

Atau yang kita anggap goblok terkadang memang perlu. Bahkan bisa jadi sangat dibutuhkan. Karena orang goblok, biasanya dianggap rendah hati. Jarang ngomong. Pernah lihat cewek cantik pacaran sama cowok jelek gak? Itu bukan karena cowoknya kaya atau banyak uang lho. Tapi karena cowoknya goblok gak ketulungan. Waktu sebelum pacaran, si cewek cantik nanya, “Kamu kan goblok, kok pengen macarain aku sih?” Si cowok jelek langsung jawab, “Iya memang, aku goblok banget sampe gak bisa bikin kamu jatuh cinta”. Ternyata, jawaban yang jujur dan rendah hati itu membuat cewek cantik tersenyum dan kesengsem. Maka, jadilah mereka pacaran. Hebat kan si cowok goblok itu.

Orang pintar biar ganteng agak susah dapet cewek. Kenapa? Karena kebanyakan ngomong dan gak rendah hati. Malah tinggi hati. Gak punya apa-apa ngakunya punya apa-apa. Mentang-mentang ganteng, ngaku temen-temennya artis semua. Giliran diajak makan di resto mahal, nolak melulu. Alasannya lagi sibuk. Bilang aja gak punya duit. Begitulah orang pintar.

Orang goblok itu memang jarang ngomong. Karena kalo udah ngomong kelihatan gobloknya. Tapi orang pintar bilang, perilaku “diam” orang goblok kayak gitu malah dianggap rendah hati. Keren kan. Jadi mendingan diam, daripada banyak omong. Itu prinsip orang goblok. Maka, pepatah “tong kosong nyaring bunyinya” gak bakal terjadi pada orang goblok. Itu kerjaannya orang pintar. Gak tahu bilang tahu. Gak bisa bilang bisa. Gak mampu bilang mampu. Kalo orang goblok, ditanya bisa gak? Tahu gak? Mampu gak? Semuanya dijawab dengan diam.

Sekali lagi, keren banget sih orang goblok. Ya begitulah. Kadang kita perlu belajar dari orang goblok. Walau sulit bagi orang pintar untuk belajar pada orang goblok. Memang, tidak ada kok orang yang mau jadi orang goblok. Tapi kita juga gak bisa menolak jika dianggap goblok sama orang pintar. Terima saja, justru orang goblok biasanya lebih bijak dari orang pintar. Kalo kata Alm. Om Bob Sadino, mendingan jadi “orang goblok yang pintar” daripada jadi “orang pintar yang goblok”.

Lho kok belajar dari orang goblok?

Karena orang goblok lebih berani daripada orang pintar. Orang goblok tahunya kerja, orang pintar tahunya mikir sama analisis doang. Orang goblok itu gak pernah malu untuk belajar. Kalo orang pintar gak mau belajar lagi. Stop cuma sampe di situ doang. Dan yang penting, orang goblok selalu menggoblokkan diri sendiri sebelum menggoblokkan orang lain. Sikap yang sangat keren, tidak hanya bijak tapi reflektif.

Karena itu, banyak orang sekarang gak mau lama-lama jadi orang pintar. Capek, gak kelar-kelar. Diomongin melulu tanpa mau dikerjain. Mendingan orang goblok, ngerjain aja dan gak perlu diomongin.

Yuk, kita belajar dari orang goblok ... Ciamikk. #BelajarDariOrangGoblok

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun