Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Digoyang-goyang, Kamu Suka Salah Kaprah

30 Januari 2015   03:55 Diperbarui: 10 September 2015   19:42 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422539726190187403

Gak tau, kenapa kita suka banget salah kaprah? Dah gitu gak mau dibetulin lagi. Cuek aja, salah kaprah. Turun-temurun, bertahun-tahun. Uhhh, salah kaprah kok doyan.

Goyang-goyang aja bisa salah kaprah. Pernah lihat gak?

Ada orang ngisi bensin, terus mobilnya digoyang-goyang. Coba itu maksudnya apa? Gak jelas banget sih, itu salah kaprah hehe.

Kalo kita percaya, bensin itu zat cair, pasti akan selalu mengisi dan mencari tempat yang lebih rendah. Tangki bensin pasti terisi dengan sendirinya. Terus, ngapain digoyang-goyang. Biar rata gitu maksudnya. Lebay banget, ngegoyang-goyang saat ngisi bensin. Apa coba maksudnya?

Bisa jadi, orang ngisi bensin sambil ngegoyangin mobilnya hanya terjadi di negeri kita tercinta. Walau sampe kini, kita gak pernah tahu, kenapa itu harus dilakukan? Kebiasaan atau ada ajaran yang salah. Kalo kamu lakukan itu, pasti salah kaprah.

Apa kita punya sugesti, kalo udah digoyangin terus berasa terisi penuh? Gak digoyang-goyang juga akan penuh. Tergantung ngisinya banyak apa dikit ... Gak jelas banget, perilaku kita suka salah kaprah.

[caption id="attachment_393926" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Pribadi - Goyangan Salah Kaprah"][/caption]

Kalo ditilik, itulah yang disebut salah kaprah. Perilaku yang salah kaprah. Menurut bahasa Jawa, salah kaprah bisa dibilang melakukan sesuatu yang tidak tepat tapi sudah umum dilakukan banyak orang. Entah karena tradisi. Atau karena gak punya ilmu.

Sama seperti, udah tahu ban motor atau sepeda kempes, tapi masih dipijit-pijit juga. Ditekan-tekan pake jari, buat mastiin kempes apa gak? Hehhe, ya kalo kempes harusnya dibawa ke tambal ban, pake dipijit lagi-dipijit lagi. Mungkin kebiasaan mijit kali ya hehhe

Atau ada orang yang mau ngambil buah di pohon dengan cara menggoyang-goyang batang pohonnya. Biar buahnya jatuh. Yang ada daun-daunnya berguguran. Kalo mau buahnya, ya dipanjat aja mas bro.

Lagi-lagi, salah kaprah. Hal yang sering terjadi di sekitar kita. Cara yang tidak benar tapi lazim digunakan. Itulah salah kaprah.

Terus kenapa bisa terjadi salah kaprah?

Bisa jadi, karena kita tidak cermat atau tidak mau belajar. Begitulah adanya. Kita memang sering melakukan sesuatu tanpa tahu apa tujuan. Maka, zaman sekarang, banyak orang udah keluar rumah, tapi gak tahu mau kemana ? Banyak orang bekerja, tapi gak tau untuk apa? Banyak orang belajar, tapi gak tau apa yang dipelajari? Banyak orang bicara dan komentar, tapi gak tau masalah yang dibicarakan/dikomentari.

Apapun kondisinya, begitulah yang disebut salah kaprah.

Jadi, gimana cara kita biar gak salah kaprah?

Gak ada caranya. Kecuali kita menyediakan ruang di hati untuk selalu “eling nan waspada” dalam segala hal. Biar gak salah kaprah, biar gak kebablasan. Tuhan adalah tempat kembali kita. Kita kan manusia, pasti lemah dan tidak berdaya. Suatu saat kita akan terbujur kaku. Masuk ke liang lahat. Maka kita, harus siap untuk instrospeksi diri, evaluasi diri. Atau muhasabah. Agar selalu tahu, berapa banyak salah kaprah yang kita lakukan.

Sahabat, asal kita tahu saja. Salah kaprah itu terjadi karena kita terlalu mudah percaya kata orang. Padahal, apa yang dianggap banyak orang sebagai fakta kebenaran pada hari ini mungkin terbukti salah beberapa tahun kemudian. Kemarin kita boleh benar, tapi hari ini kita bisa juga salah. Apa artinya? Tidak ada kebenaran yang mutlak di dada manusia. Tidak ada pula kesalahan melulu pada diri seseorang. Kita perlu tahu dan sadari itu.

Salah kaprah, tentu tidak akan terjadi jika kita terbiasa untuk tidak mencampur-adukkan kebaikan dengan kebatilan. Itu saja, yukk latihan biar gak salah kaprah. Minimal dari diri kita sendiri. Gak usah nyuruh orang lain berbuat benar, sementara kita masih doyan berbuat salah. Duhh, pucing.

Oke, stop salah kaprah. Gak usah digoyang-goyang karena itu Salah Kaprah ... #BelajarDariOrangGoblok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun