Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenapa Ibu Suruh Kita Bercermin? Kamu Jarang "Ngaca Diri"

13 Februari 2015   05:07 Diperbarui: 2 September 2015   11:21 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423753650727076702

 

 

Guru spontan marah, jika saat mengajar melihat ada muridnya yang tertidur. Lalu membentak dan mencubit. Tapi sang guru, gak pernah “ngaca diri” mungkin si murid tertidur karena sang guru ngajarnya gak enak.

 

Seorang cewek marah besar dan melabrak kekasihnya saat terlihat sedang berjalan dengan cewek lain. Si cewek gak pernah merasa kekasihnya melakukan itu juga karena dipicu ulahnya yang suka jalan bareng ama cowok lain.

Teman kita gak suka kalo kita becanda melulu di grup WA atau BBM, akhrnya left grup. Dia lupa kalo gak pernah komen dan gak pernah juga kasih nasehat yang bener. Duhh pucing banget, banyak orang yang gak mau ngaca diri, terlalu cepat nyalahin orang lain.

 

 

Ya kata orang bijak, ada akibat pasti ada sebabnya. Iya juga ya. Tapi intinya, kita perlu “ngaca diri”, gitulah kira-kira. Gak tahu tuh orang bijak dari mana ...?

 

 

Kata pepatah, “Semut di seberang lautan tampak, sedangkan gajah di pelupuk mata tak tampak”. Kayaknya cocok buat kita yang jarang ngaca diri. Mungkin karena kita merasa paling benar, paling hebat. Seremmm juga ya ...

 

Ya, ngaca diri. Udah ngaca diri aja, kita udah bener apa belum?

 

Kita akan jadi orang yang merugi karena gak mau “ngaca diri” atas kehidupan kita sendiri. Kejelekan orang lain seolah tak ada hubungannya dengan diri kita sendiri.  Dan sebaliknya, kita akan jadi orang yang  selalu menjadikan segala kejadian sebagai cermin bagi diri kita sendiri. Untuk selalu introspeksi dan berbenah diri. Ohhh indahnya akhirat, bukan dunia ya.

 

Jadi, gue harus gimana dong?

Gak tau. Kenapa nanya ama gue. Tapi kata Allah, "Apabila engkau berbuat baik maka kebaikan untuk dirimu, dan jika engkau berbuat jelek maka kejelekan untuk dirimu". Maka, kita gak perlu ragu untuk “ngaca diri”, introspeksi diri saja. Kita gak perlu membungkus diri dengan citra palsu, yang bukan diri kita.

 

Sahabat, ketahuilah: "All you do specify that you made, and then determines the value and your price is other people - Yang kamu lakukan menentukan yang kamu hasilkan, dan kemudian yang menentukan nilai dan hargamu adalah orang lain."

Udah ahh nulis mulu capek tahu. Yukk kita ngaca diri aja. Mumpung masih bisa ngaca, masih bisa bercermin. Kalo udah gak bisa malah repot nanti. Biarkan hidup kita memberi warna terbaik dari yang kita miliki. Karena kita mau “ngaca diri”. Salam ngaca ...

#BelajarDarOrangGoblok

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun